Misi Balas Dendam Episode 34
Misi Balas Dendam (Episode 34)
Royal Win Indonesia Entertainment – Misi Balas Dendam Episode 34, Hari ini aku kembali melanjutkan aktivitas yang selalu jadi rutinitasku…. sebelum aku mendapatkan kenikmatan yang mulai membuatku melupakan aktivitas ini… Aku memasuki ruangan pribadiku … Kantorku masih sepi karena kebanyakan orang berbaris rapi di lapangan utama Pemerintahan kabupaten ini.
Tiba diruanganku kulihat sesosok wanita membaringkan wajahnya ke meja dan seperti sedang terlelap.
* bruaak … Dengan pelan Kupukul meja tempatnya beristirahat dan melihatnya terkejut.
” Kenapa kau tak ikut Apel…”
Tanyaku.
” Aku tidak enak badan pak… ”
ucap lemah wanita itu.
“Kalau kau sakit… Sebaiknya kau pulang … Istrahat lah …”
ucapku memberikan saran.
” tidak pak…. Aku hanya perlu istrahat sebentar saja…”
ucap Wanita itu yang terlihat pucat dan kumel.
” kalau kau perlu sesuatu aku di ruangan ”
ucapku kepada Safira.
” bapak tak apel juga…. ”
ucap Safira mencoba tersenyum.
” Aku juga lagi tak enak Hati….”
ucapku langsung meninggalkannya.
Aku masuk keruangan pribadiku… Ku kunci pintu ruanganku…agar tak ada yang mengangguku… Aku segera mengambil handphone ku untuk Menelpon pak Usman … Aku benar-benar lupa apa yang terjadi pada anak buahku pasca pencurian data malam kemarin.
Cukup lama telpon tak kunjung diangkat, aku mulai khawatir sesuatu terjadi pada orang kepercayaan ku ini.
” Halo pak bos …maaf saya baru selesai mandi…”
ujar pak Usman.
Kutarik nafas panjang aku benar-benar senang dengan suara pak Usman yang terdengar Seperti biasa… Berarti tak terjadi apapun padanya.
” Syukurlah bapak tak apa-apa… ”
ucapku.
” terima kasih telah perduli padaku… Maaf pak bos kami tidak memberikan laporan padamu…”
ucap pak usman lagi.
” yang terpenting semua keadaan aman kan pak…”
tanyaku.
” ya pak…aku ingin melaporkan keadaan setelah kepergian pak bos … Kami hampir saja di habisi semua… Bahkan Villa kita akan di bakar oleh mereka pak.. Untungnya setelah seluruh anak buah Goldrich Company mengeledah kami.. Tapi mereka tak menemukan apapun yang mencurigakan dari kami… Jadi mereka mengurungkan pembantaian terhadap kami….”
jelas pak Usman.
” mereka juga seperti tak ingin gegabah menyerang kita…. Saat ini mereka pasti waspada tingkat penuh….”
Ujarku.
” tuan mereka juga menyisir semua hutan dan jalan raya tempat Edi menghalangi jalur mereka…”
ucap pak Usman menambahkan.
” tapi mereka tak menemukan apapun… Tetap berhati-hati pak… Kapan saja mereka bisa muncul kembali…. Dan untuk semua anak-anak… Tolong beri mereka kenaikan gaji , khusus untuk bulan ini gaji mereka aku naikan 3 kali lipat…”
perintahku.
” tentu saja pak… Terima kasih untuk hadiahnya… Jika kau butuh kami lagi aku siap mati untukmu pak…”
ucap tegas pak Usman.
” serahkan sisanya padaku dan keluarga inti ku… Kau sudah berjuang saat bersama ayahku saat ini kau harus istirahat dan kau hanya harus menikmati hidupmu….”
lanjutku padanya.
” tapi berhati-hati mereka kuat dan Licik… Jangan sampai terjebak… Oh ya aku hampir lupa dalam rapat semalam ada wanita yang membantah ayahnya….dia sepertinya mendukungmu… Menurutku kau harus waspada padanya…karena aku yakin dia akan di jadikan senjata untuk menghancurkan anda pak….”
saran pak Usman.
” aku akan berhati-hati… Kau juga… Salam buat mereka semua… Terima kasih untuk bantuannya…”
ucapku menutup telponku….seakan tak ingin mendengar penjelasan lebih lanjut dari anak buahku tentang sosok wanita yang katanya sampai melawan ayahnya untuk mendukungku.
Liana apa yang dia pikirkan hingga membantah ayahnya sendiri… Dia harus menuruti kemauan ayahnya bukan menjadi musuh ayahnya….aku langsung mengutak-atik telponku mencari kontak seseorang yang saat ini sedang memenuhi otakku.
Aku iseng menekan tombol panggil… Aku pikir wanita itu pasti sudah menganti nomor telponnya.
* tutt…tuut…tuuut…. Aku sangat kaget setelah mendengar nada sambung pada kontak wanita ini… Ternyata wanita itu tak pernah menganti telponnya…. Aku langsung gugup menekan tombol akhiri…. .
Untung saja Liana belum sempat mengangkat panggilanku… Aku kembali menyandarkan tubuhku di meja kerjaku… Masih memikirkan hal bodoh yang baru aku lakukan… Tiba-tiba Handphoneku kembali bergetar… Aku agak gugup saat melihat kontak Namanya muncul dilayar Handphone ku, kontak yang paling tak Aku inginkan memanggil diriku.
Panggilan berakhir
Misi Balas Dendam Episode 34, Awal aku membiar handphone terus bergetar… Dan akhirnya panggilannya berakhir dengan sendirinya… Aku tak ingin mengangkat telpon nya , jika aku mengangkatnya maka akan mempersulit posisi ku untuk melepasnya…. Aku meneguhkan hati kalau hubunganku dengan Liana telah berakhir.
Tapi hal yang kuhindari itu kembali terjadi lagi… Handphoneku bergetar kembali….Liana seakan tak menyerah menghubungiku… Ini kali ketiga dia menelpon ku kembali…. Jantungku berdetak, rasa ingin tahu seakan memberi perintah untuk melakukan hal yang kuhindari… Tangan ku bergerak diluar respon otakku…. Mengangkat telpon yang dari tadi terus berdering dan bergetar.
Aku coba menenangkan hati untuk menghadapi masalah yang akan terjadi… Kuatur nafas.
” kukira kau tak akan berani mengangkat telpon ku…”
ucap Liana.
” apa cuma itu yang ingin kau ucapkan… Aku sedang kerja… ”
ucapku coba segera mengakhiri ini.
” hari ini kau Apel … Jadi pasti saat ini kau tidak apel dan istrahat di kantor…. Ya kan…”
ujarnya sambil mencoba menebak keadaanku.
” aku memang tidak ikut Apel … Aku masih banyak pekerjaan….”
ujarku coba mencari Alasan.
” Pekerjaan untuk berbicara dengan Mantan Pacar…”
ucapnya dengan Nada mengoda.
” Aku dengar kau membantah Ayah mu….”
ucapku coba mengalihkan kepembicaraan yang lebih serius…. Aku tak ingin terlena akan masa lalu.
” Anak buahmu yang memberitahu itu… Ya aku memang melakukannya… Karena menurutku ayah sudah melampaui batasnya….”
ucap Liana.
” itu tidak Baik … Kau seperti bukan orang yang ku kenal dulu…. Karena kalau Liana yang ku kenal dia akan percaya apa yang dikatakan Ayahnya dan patuh padanya….”
lanjutku.
” sekarang aku telah dewasa dan bisa menelaah mana yang baik dan benar… Dan saat aku menemukan hal yang salah aku akan membantahnya….”
ucap nya lugas.
” kalau begitu bergabung bersama ku… Kita habisi ayah mu yang sudah keterlaluan itu….”
ucapku memojokkannya.
Yang sontak membuat hubungan telpon kami hening seketika tak ada jawaban dari Liana tentang Ajakanku.
” Tidak mungkin kan kau membunuh Ayahmu… Maka tutup telinga dan Matamu dari apa yang kau lihat dan dengar …. Patuhlah dia !!! Lakukan semua perintahnya karena sang ayah selalu menyayangi anaknya lebih dari sayang siapapun…”
lanjutku.
” Tapi… Bagaimana dengan Kau…. Aku juga tetap ingin bersamamu…. ”
balasnya yang kembali membuatku merasakan hal Aneh seketika.
” Apa yang kau harapan dari pria yang sekarat sepertiku….”
tanyaku.
” Alex kau ingat janji ini ….Sebesar apapun Aku marah padamu dan mengusirmu, kau akan terus kembali memelukku…. Tapi kenapa kau sekarang tak kembali memelukku kau malah makin menjauh dan menjauh bahkan aku hampir tak bisa melihatmu lagi….”
ungkap Liana yang menahan penuh kesedihannya.
” Andai waktu berulang dan kejadian kelam ini tak terjadi …. Aku mungkin akan melaksanakan janjiku….kau wanita yang membuatku merasakan hal yang seharusnya tak pernah bisa kurasa sebagai makluk liar sepertiku…. Tapi kau tak pernah merasakan kehilangan , itu yang membuat dengan mudah bilang maafkan lah… Lupakanlah… Kau tahu Hatiku saat ini perlahan terus menghitam dimakan dendam …. Aku bukan Alex yang kau kenal dulu… Cepat atau lambat kita akan bertemu tapi sebagai musuh….”
ujarku.
” Aku makin takut mendengar kebenaran yang terjadi antara kamu dan Ayahku… Apa yang harus kulakukan ….”
tanya Liana dengan nafas yang mulai tersendat.
” kau harus tetap berada di pihak Ayahmu dan Keluargamu… Apapun yang akan kau ketahui nanti kau harus tetap bersamanya… Dan ini permintaan terakhirku padamu…. Saat nanti kau bertemu kesempatan menghabisiku … Tolong habisi Aku….agar semua rasa sakit dihatiku ini hilang … Agar aku tak benar-benar menjadi monster tanpa hati….”
pintaku.
” Aku tak akan bisa melakukan permintaan mu… Aku akan berusaha keras menyelamatkanmu…”
ucap Liana kembali.
” Satu-satu cara menghilangkan Dendamku adalah kematianku Atau kematian seluruh keluargamu dan tak ada opsi ketiga dari hal ini….”
tegasku kembali.
” Alex kemohon hentikan…. Aku mencintaimu…”
ucapnya mulai terdengar isak tangis.
” Liana jangan menangis…. Setiap kau menangis hatiku semakin perih…Kumohon hentikan ini… Lupa kan semuanya dan Hiduplah bahagia….”
lanjutku.
” Kebahagianku adalah dirimu….”
ujarnya sebelum aku mengakhiri hubungan Telpon kami.
Tubuhku terasa kehilangan semangatnya…aku memang telah berjanji melindungi Liana sepenuh hatiku dulu… Tapi saat ini keluargaku, lalu para wanitaku adalah prioritas tujuanku… Aku akan melupakan perasaan ini sesakit apapun itu akan terjadi nanti… Aku hanya ingin menghabisi seluruh keluarga Goldrich Company …. Itu sumpahku sebagai seorang Anak dan pewaris terakhir keluargaku….
Cukup lama aku tak bergerak dari kursiku… Rasa kering di tenggorakan seakan makin akut… Sehingga kuputuskan untuk keluar dari kesendirian diruang pribadiku…. Kulihat wanita diluar masih meringkuk tertidur dengan jaket yang tak terlepas dari tubuhnya… Aku coba untuk tidak menganggu tidur nya yang lelap… Melaluinya begitu saja… Dan berusaha mencari dimana cangkir minum yang disimpan oleh para stafku…. Kubuka satu-persatu laci dengan sesenyap mungkin agar tak terdengar oleh Safira yang terlelap.
Rasa Frustasi
Cukup lama aku mencari aku mulai frustasi dimana tempat para anak buahku menyimpan cangkir untuk ku minum…. Aku makin tak sabar membuat sebuah bunyi akibat beberapa berkas tercecer saat aku membuka laci tersebut.
Sontak membuat wanita yang terlelap itu…. Langsung terbangun mata yang sipit akibat terlalu lelap tidurnya… Mata nya berusaha mencari asal suara yang kubuat… Seperti seorang pencuri yang kepergok oleh pemilik rumah posisi mematung tak bergerak.
” Pak, sedang apa… ”
ucap nya Lirih.
” Aku haus, aku mencari cangkir untuk minum… diletak dimana ya…”
ucapku sedikit kikuk dengan kejadian aneh ini.
Wanita lesu itu penuh berusaha berdiri… Dengan tubuh lemahnya.
” ada di lemari nomor dua pak…”
ucapnya coba menunjuk kemudian dia kehilangan tumpuan berdirinya…. Dan rubuh kedepan.
Spontan tubuhku bergerak menyambut tubuh yang tak berdaya itu…. Tumpuan lembutnya menyentuh tubuhku … Aku dapat merasakan seberapa besarnya payudara miliknya yang selalu tersembunyi dalam balutan jilbab panjang.
” Fira … Tubuhmu Panas sekali …”
ujarku merasakan panas tubuhnya yang meluap.
Hanya desis nafas lemah yang terdengar… Lalu aku dikagetkan Dengan kehadiran Desifa yang muncul di pintu.
” Kak Fira ada apa….”
tanya panik wanita ini melihat tubuh Safira lemas bertopang dengan tubuhuku.
” dia sakit … Tubuhnya panas…. Des kau bisa bawa kan semua barang milik Fira kita akan antar dia kerumah sakit ”
ucapku langsung membopong tubuh yang lemah itu.
Desifa segera mengambil tas jinjing milik Fira dan mengumpulkan beberapa peralatan milik Fira untuk di masukan kedalamnya…. Aku bergegas meninggalkan ruangan kami …. Fira mengenggam erat tanganku dengan jari-jemari lemahnya… Dia mulai tak perduli dengan payudaranya yang besar bersentuhan dengan dadaku.
Lain dengan ku… Bagian bawahku terasa sempit… Jadi aku mencoba mengatur nafasku untuk mengurangi nafsu liarku… Aku tak ingin Fira atau Desifa mengetahui sifat mesum ini… Aku menitih tangga perlahan menikmati setiap sentuhan demi sentuhan yang di berikan payudara super dari Fira.
Tiba di lantai dasar … Ku letak Fira yang lemah menyenderkan tubuh lemahnya dengan pembatas pagar… Desifa pun memeluk Fira yang lemah…. Sambil mengusap-usap rambutnya…. Aku bergegas mengambil mobil Fortunerku yang terparkir cukup jauh dari lokasi ku letak Fira.
Sebuah pelukan
kupacu mobil ke tempat kedua wanita yang menantiku… Kedua masih saling berpelukan… Ku hentikan mobil tepat didepan keduanya kembali aku mengendong Safira ke dalam mobil diikuti oleh Desifa yang masuk ke dalam mobil.
” Pak … Tak usah kerumah sakit….”
ucap lirih Fira dengan sisa tenaganya.
” kita ke klinik saja dulu…. Setelah itu baru aku akan antar kerumahmu…”
ujarku.
Tapi Safira terus mengelengkan kepalanya… Menolak bantuanku…. Desifa pun tak bisa berbuat Apa-apa.
” Baiklah aku akan mengantar mu Pulang….”
lanjutku menghidupkan mesin mobil dan melaju.
Aku sengaja mengambil jalan memutar karena jika melalui jalan biasa aku harus melalui para pegawai yang sedang melakukan Apel.
“ehhhkhh…”
desah Safira mengeluarkan hembusan Panasnya.
” Tubuhmu Panas sekali kak…”
ucap Desifa.
“Aku hanya perlu istrahat kok Fa….”
jawabnya.
Aku langsung menuju klinik terdekat… Ku hentikan mobil tepat didepan Klinik dan kembali turun untuk menggendong Safira.
” Pak aku sudah merepotkan kalian…”
ujarnya mencoba menolak dengan tubuh yang lemah.
” kau justru merepotkanku jika kau tetap sakit….”
bentakku agar dia mau menurutku untuk di periksa di Klinik ini.
Akhirnya Fira tak melawan lagi gendonganku terhadapnya…. Aku langsung membawa masuk ke Klinik … Dan syukurnya klinik cukup hening karena baru saja buka…. Membuat Fira tak perlu menunggu terlalu lama…. Ku biarkan Desifa dan Fira masuk ke dalam kamar perawatan.
” Alex ya…. Kau Alex kan….”
ujar Wanita membuyarkan lamunanku yang sedang menanti Fira dalam ruang perawatan.
Aku coba berpikir sejenak siapa gerangan wanita cantik ini… Kulit putih bak porselin, tinggi dan Rambut panjang Hitam,… Dia seperti seorang Dewi yang turun dari langit…tapi wajahnya benar-benar tak asing olehku…. Wajahnya mirip dengan salah satu budakku.
Aku memperhatikan secara menyeluruh tubuh wanita dengan jas Dokter ini…. Akhir aku sadar dia wanita yang kulihat saat aku melayat di rumah Rafina yang lalu… Benar dia adalah kakak dari Rafina… Ya dia Adalah Mia…. Aku lihat di papan Nama di Jas dokternya Ramia Safitri.
” Kau kakaknya Rafina kan…”
ucapku tersenyum sambil menyambut tangan halus nan putih Mia.
” kukira kau sudah melupakanku….”
ucapnya membalasku dengan senyuman yang tak kalah cantik dengan Tiaku.
” aku agak sulit mengenalmu karena saat ini kau sangat cantik…”
pujiku karena berbeda yang cukup mencolok dari Mia yang sebelumnya.
” kalau kemarin kau bertemu mode ibu-ibunya sekarang mode gadisnya donk….”
ucapnya tertawa sambil memukul tangan ku.
” ngomong-ngomong gimana kabar anak dan orang tuamu…”
tanyaku basa-basi untuk menikmati lebih lama wajah ceria Mia.
“iiih… Kayak pertanyaan merusak style gadis saya Saja… Anakku sehat dia saat ini bersama ibu mertua saya, kalau ibu sama ayah sehat semua… ”
jawabnya tetap terus senyum ramah.
“ohh maaf ”
balasku sambil ikut tertawa.
” sedang apa kau disini…”
tanya Mia.
” Aku mengantar salah satu stafku di kantor tubuhnya Panas sekali tadi…”
jawabku.
” Bos yang perhatian, sedikit mencurigakan…”
ujarnya sambil mengodaku.
” tenang Aku bukan tipe bos yang bisa curigai….”
balasku dan kami pun tertawa bersama.