Misi Balas Dendam Episode 28
Sesuatu yang tidak asing
Rafina mulai siuman… Telingannya mendengar sesuatu yang tak asing di telingannya… Matanya mulai mampu melihat dengan baik… Betapa kagetnya saat dia melihat sepasang manusia sedang bercumbu mesra…. Mata Rafina terpaku melihat besarnya kontol sang pria… semakin jelas dia melihat dan mengenaliku.
” pak Kabag… ”
teriaknya.
“Huuu ternyata salah satu karyawanan terbaikku sudah bangun….”
ucapku sedikit terkejut… Tapi aku terus saja melakukan kocokan ke Neti yang mulai mampu mengikuti ritme genjotan ku.
” apa yang bapak lakukan… Mengapa aku ada disini… ”
teriaknya sambil mencoba melepaskan pengikatnya
” kau tak ingat apa yang terjadi…. ”
jawabku sambil tersenyum.
Kulihat dia mulai mencoba berpikir dan menerawang ke masa lalu hingga kejadian seperti ini… Dia ingat dia sedang menonton tv kemudian ada seseorang dengan penutup kepala menyekapnya… Membopong kedalam suatu mobil….. Dan berakhir di sini… Itu lah yang di ingatnya membuat matanya mulai berbinar… Embun-embun kesedihan menguntai pelupuk katup matanya.
” kau ingin tahu cara menghamili seseorangkan”
ejekku membuat tubuh Rafina mengeliat perasaan malu dan terhina akibat menonton sex live didepan Matanya… Kulihat dia mencoba menutup mata … Untuk menghindari ia ikut terangsang.
Tapi aku akan menyiksanya … Kali ini kuubah cara bermainku…. Ku suruh Neti merangkak di atas sofa… Lalu aku masukkan kontolku menyelip diantara pantat masuk keliang vaginanya yang sudah sedikit terbuka … Berkat gempuran awalku…. Memudahkan kontolku untuk menguasai penuh memeknya kembali
“Akhhhhhh…. ampuuun tuannn… ”
teriakknya … Ketika mulai merasakan maju mundurnya kontolku.
* plook…ploookk…plokkk…. Suara benturan dengan pantat Neti yang padat makin keras terdengar.
Ku percepat penetrasi kontolku … Hingga tubuhku mulai merasakan sensasi puncak…. Aku akan segera memberikan spermaku untuk Neti…. Neti pun tak henti-hentinya bergetar…. Energinya sudah sampai batas maksimal.
” tuann… Neti hampir Sampai…”
lirihnya lembut.
” boleh ku tumpahkan semuanya di dalam…”
bisikku.
” suatu kehormatan memiliki benih orang seperti mu tuan….”
bisiknya sambil mengigit bibir bawahnya mencoba menahan klimaksnya kali ini.
Terasa sperma sudah berkumpul di ujung peluru kendaliku… Ku tusuk ke rahim terdalam Neti dan aliran klimaks Neti pun kembali pecah… Dan beberapa saat kemudian kutaburkan semua spermaku… Langsung membuat tubuh Neti bergetar hebat merasakan kenikmatan bercinta denganku.
” Netii puas tuan…. Neti ketagihan dengan kontol mu..”
racaunya sambil berusaha mengatur nafas.
Ku tatapan mata Rafina yang akhir memandang penuh pergelutan kami ….dia berusaha melawan segala rangsangan… Tapi dia tak mampu menahannya… Erangan dan rintihan kenikmatan yang di keluarkan Neti membuatnya tak mampu menahan gejolak perasaan dalam dirinya.
” tidak mungkin … Mengapa aku serendah ini… Padahal aku hanya menyaksikan live sex ini… Mengapa aku mencapai klimaksku…”
pikiran Rafina campur Aduk.
Aku tersenyum melihar rok longgar yang digunakan Rafina terlihat basah untuk kedua kalinya tapi ini bukan kencing karena dari sela-sela celananya pun terlihat cairan bening mengalir mengikuti kaki jenjangnya…. Akan ku biarkan Rafina tersiksa untuk sementara dengan sikap Penasaran yang memenuhi pikirannya… Dan sebentar lagi Rafina akan jadi budak seksku selanjutnya.
POV HERA
Hari ini tubuhku benar-benar tak bersahabat denganku… Sejak percumbuanku dengan tuan … Kemarin tubuhku tak mampu kembali Fit.. Ada sesuatu yang membuatku tak mampu memulihkan tenaga.
Malam ini tuan kami tak pulang entah sedang apa dia… Tapi aku percaya satu hal tuanku tak akan meninggalkanku berlama-lama sendirian.
Aku berusaha untuk tidur … Tapi mataku tak mau terpejam… Hari ini aku tidur di kamar tuanku bersama Kak Tia dan Henny… Sedangkan Nura tidur dengan Fina di bawah dikamarnya.
Sebenarnya aku masih kesal dengan Neti … Anak baru yang langsung ingin berduaan dengan tuanku… Bahkan aku pun belum berdua dengan nya…. Aku mulai tak nyaman tertidur… Akhirnya aku bangun… Kulihat henny dan kak Tia sangat lelap… Aku tak sampai hati membangunkan mereka berdua.
” Hera kenapa kau tak tidur…”
ucap Tia merasakan getaran pada tempat tidur saat aku bangun.
“Sssssttt… henny sedang tidur … Kak aku ingin bicara dengan mu ….”
ucapku sambil menarik tangan Tia ke arah teras.
Disini terdapat bangku panjang… Jadi aku mengajak kak Tia yang masih setengah sadar untuk duduk disini.
” kenapa Hera… Mukamu sedikit pucat…”
komen Tia yang mulai sadar secara penuh.
” entah kak Hera kayak gak enak badan perut Hera kembung….tapi Hera takut mau ngomongnya…”
ucap Hera.
” sudah berapa lama kau seperti itu…??”
ucap Tia.
” mungkin dua Hari yang lalu kak…”
balas Hera.
” tunggu disini Sebentar ya…”
ucap Tia masuk kedalam meninggalkan kusendiri.
Ku lihat pemandangan kota kecil kami dengan lampu-lampu yang hidup dari tiap rumah dan cahaya bulan sabit mempercantik lukisan malam saat ini… Tak ada suara kecuali suara binatang malam membuat suasana menjadi Hening dari segala aktivitas yang biasa terdengar… Membuat hatiku merasa tentram.
#di kamar tidur Alex
“Mau kemana dua budak itu..”
gumam Henny berpura-pura tidur.
Henny mendekati pintu kamar yang menghubungkan antara kamar dan teras… Dia lihat dua wanita yang masih mengunakan pakaian tidur sedang berbincang-bincang di teras.
Penasaran dengan apa yang mereka bicarakan… Dari posisi dia, dia tak bisa mendengar apa yang mereka ucapkan… Dia pun kaget melihat kak Tia menuju Arahku… Aku segera bergegas bersembunyi di balik Horden… Syukurlah Tia tak menyadari posisiku… Saat ini kulihat Hera sedang sendirian…. Muncul ideku untuk menghabisinya… Kebetulan posisi Hera membelakangiku , jadi aku hanya perlu mendorongnya agar dia terjatuh ke lantai bawah.
Aku juga kesal dengan Hera yang mulut terlalu ringan untuk berbicara hal-hal yang menyakitkan… Aku mengendap-endap makin mendekati posisi Hera….tanganku ku pasang bersiap mendorong Hera.
# kembali ke posisi Hera
Aku tak menyadari hadirnya Henny di belakangku. Karena terlalu Asik dengan apa yang kulihat. Tiba-tiba aku di kagetkan suara yang ku kenal dari belakang.
” Henny kau bangun juga….”
ucap Tia menghampiri kami.
” kau …. Mau apa kau di belakangku…”
ucapku ketus dan benar-benar di buat kaget kemunculannya Henny yang tiba-tiba di belakangku.
” aku hanya ingin mengagetkanmu kak..”
ucap Henny sedikit gugup.
” kita tak pernah kenal sebelumnya jadi jangan sok akrab dengan ku … Dan aku sedikit mencurigaimu ….”
ucapku mengintimidasi nya.
Raut wajah Henny benar-benar berubah… Wajahnya langsung pucat pasi… Dan berbalik mencoba pergi dari suasana canggung ini…. Tapi Tia menangkap tangannya… Tia pun Langsung memeluknya.
” jangan Ambil hati , apa yang dikatakan Hera …”
ucap Tia sambil mengelus rambut hitam panjang milik Henny.
Ini lah kesempatan Henny jika ia ingin membunuh Tia… Belati terselip di pinggangnya dia bisa dengan mudah membunuh Tia…. Tapi pelukkan Tia membuatnya lupa untuk menghabisi dua wanita budak Alex ini.
“Terima kasih kak….”
ucap Henny pelan.
Aku yang melihat kejadian ini pun ikut merasa bersalah…. Apa lagi kak Tia terus melotot ke arahku.
” Henny maafkan aku karena ucapanku menyakitimu… Aku belum mengenalmu seutuhnya jadi maafkan aku…”
ucapku memeluk kedua wanita itu.
” tidak apa-apa kak aku yang salah…”
ucap Henny.
” sampai kapan kita berpelukan …”
ucap Tia tertawa kecil.
” benar juga …”
ucap Hera.
” ini aku bawa ini untuk mu….”
ucap Tia memberikan sesuatu.
” Apa ini kak…???”
tanyaku lugu.
” itu test kehamilan Hera…. Kau gunakan itu…”
balas Tia.
” tapi kak aku tak tahu pengunaanya…”
ucapku tersenyum lebar.
” ya ampun … Kau pura-pura tidak tahu apa ???”
ucap Tia.
” serius kak … Aku ini anak rumahan dan polos jadi tak tahu seperti itu …”
ucapku membalasnya karena memang aku tahu cara mengunakan kencing ku tapi… Setelah itu seperti apa aku benar-benar tak tahu caranya.
” kau hanya mengumpulkan kencingmu di cangkir atau apapun itu… Lalu letak benda ini tahan beberapa menit hingga muncul garis di atas ini…”
ucap Tia menjelaskan.
” oke mudah ternyata … Kukira benda ini di masukkan ke dalam…”
ucapku tak melanjutkannya dan sambil tertawa kecil… Aku pergi ke Wc meninggalkan kak Tia dan Henny di teras karena aku sangat semangat untuk melakukan hal ini.