Misi Balas Dendam Episode 20
Misi Balas Dendam (Episode 20)
Royal Win Indonesia Entertainment – Misi Balas Dendam Episode 20 Kulanjutkan pekerjaanku memperbaiki proposal tender milik Quraina. Aku mencoba menelpon hadi tapi nomor tidak aktif. Aku benar-benar ingin menghajar hadi. Lalu aku pun menelpon kak Yulina cukup lama telpon tak di angkatnya.
“Hallo”
Ucapnya.
“Hallo kak bisa bicara dengan Hadi”
Ucapku.
Cukup lama tak ada jawaban darinya mungkin dia malu akan hubungan gelapnya dengan hadi sudah kuketahui.
“Hallo bosku”
Suara hadi.
“Dimana kau sampah”
Ucapku kesal.
“Aku bilangkan liburan, apa kau tak bisa hidup tanpa aku”
Ucapnya.
“Aku malah berharap kau mati”
Ucapku marah.
“Maaf bos, kau tak bermaksud seperti itu”
Ucap hadi menciut.
“Ada perlu apa bos? Aku lagi ada diluar daerah”
Ucapnya lagi.
“Aku baru dapat aduan dari Rafina, dia melihat pemerkosaanmu terhadap kak Yulina dan dia juga memiliki rekaman kejadiaannya dia mengancam akan melaporkanmu ke polisi”
Ucapku.
“Ya ampun, seriuskah? Maafkan khilafanku bosku dasar wanita iblis bisa-bisa dia melihat kejadian itu. Apa yang harus kulakukan aku tak ingin di tangkap polisi lagi bosku”
Ucapnya mulai terdengar gagap.
“Dasar pejahat kelamin bodoh, jangan-jangan gara-gara kau juga aku dihina bermain seks jalanan”
Ucapku kesal.
“Maaf aku boss aku benar tak bisa mengontrol nafsuku saat itu hingga aku khilaf”
Ucapnya memohon ampunku.
“Saat kau kembali, kau akan merasakan bagaimana mengerikannya aku”
Ucapku.
“Terserahmu bos aku pasrah maafkan aku, aku tak bermaksud membuatmu dalam masalah”
Jelasnya.
“Terserahlah yang penting nikmati bulan madumu”
Ucapku mengakhiri hubungan telpon kami.
Dasar hadi bodoh aku harus menemukan cara agar Rafina tidak melaporkan kebodohan hadi ke pihak berwajib, ini akan membuatku juga akan terseret masalah ini.
Pilihan saat ini membuang hadi atau menghabisi Rafina, aku benar-benar pusing di buatnya.
“Tuanku, aku membuatmu kopi”
Ucap Nura.
“Nuraa terima kasih ya”
Ucapku.
Nura merangkulku, membuatku kaget.
“Nura nanti ada yang lihat”
Ucapku.
“Tuan bisa lihat jam tidak ini sudah lebih dari waktu pulang, tuanku terlalu sibuk”
Ucap Nura tertawa dan melepaskan rangkulannya.
“Benarkah sepertinya aku terlalu asik dengan kerjaanku ya”
Ucapku mengaruk-garuk kepalaku.
“Kita pulang yuk tuan”
ucap Nura.
“Baiklah, kau bisa bawa laptopku ini duluan ke mobil aku mau ke kamar kecil dulu”
ucapku sambil mematikan laptopku, memasukannya ke dalam tas dan memberikannya kepada Nura. Aku bergegas kekamar mandi.
Saat keluar dari kamar mandi Kulihat Wanita dengan wajah galau berjalan mendekatiku.
“Almira kenapa”
Ucapku.
“Oh mas yang tadi adekku belum ada kabarnya”
ucapnya sedih.
“Apa kata tantemu sabar saja dia pasti baik-baik saja”
Ucapku menyemangatinya.
“Mohon doanya ya mas biar adikku cepat di temukan, tanteku juga mencari keadaan adekku”
Ucapnya kembali.
“Ya pasti jadi kau langsung akan pulang”
tanyaku.
“Aku bekerja disalah satu stasiun tv swasta di ibukota, jadi aku tak bisa lama berada disini”
ucapnya makin sedih.
“Ayah dan ibumu kenapa tak ikut mencari”
Tanyaku heran.
“Mereka memang tidak menyukai hera bahkan mereka hanya berpikir memiliki 2 orang anak saja aku dan adik bungsu yang merupakan seorang dokter”
jelasnya mulai menitihkan air mata.
“Kenapa bisa seperti itu”
Tanyaku heran ada orangtua yang tidak mengakui anak kandungnya sendiri.
“Ntahlah aku pun tak mengerti jalan pikiran ayah dan ibuku”
Ucapnya.
“Maaf ya alex aku harus berangkat pulang dulu. Kalau kau bertemu dengan hera bilang padanya mbanya sangat kangen”
Ucapnya terburu-buru meninggalkanku.
“Dia sudah main pergi saja padahal aku belum minta nomor telponnya”
Ucapku.
Aku bergegas ke mobil kulihat Nura sudah berada di dalam mobil.
“Tuan lama amat sih beser ya kencingnya”
Ucapnya sambil tertawa.
“Kau tak sabaran banget sih”
Ucapku sambil menyentuh payudaranya.
“Gak boleh pegang-pegang tangannya masih kotor”
Ucapnya sambil tersenyum.
“Kau cantik saat tersenyum”
Ucapku.
Nura pun mencium pipi kiriku aku makin gemes dengannya. Saat kuajukan mobilku, aku melihat orang gila sedang tertidur di trotoar kompleks pemda ini dia masih wanita muda sayang otaknya rusak. Tiba di rumah Nura langsung masuk ke kamarnya tapi aku tak melihat dua bidadariku yang lain. Aku bergegas ke kamar atas, aku tak menemukan mereka berdua.