Misi Balas Dendam Episode 19
Aku mencapai klimaks
Aku pun sampai klimaksku, kutumpahkan seluruh calon anakku di vagina Hera.
Croooot croooot croooot croooot croooot
“Kalian bertiga memang luar biasa”
Ucapku memukul pantat hera dan dia pun rubuh. Kulihat spermaku mulai keluar dari vaginannya karena tak cukup berada didalam
Kudengar hanya desahan halus yang keluar dari mulutnya, kukecup keningnya.
“Kau luar biasa hera”
Ucapku.
Tia melihat semuanya hanya tersenyum.
“Kekuatan fisik tuan sudah jauh berkembang dari pertama kali kami berhubungan, aku pun tak bisa mengimbangi kekuatannya lagi sekarang untung ada Nura dan Hera”
Pikir Tia kalau tidak aku tak yakin mampu memuaskannya sekarang.
Aku dekati Tia yang masih duduk di kursi.
“Kau masih bisa jalan kan Tiaku”
Ucapku membelai rambutnya yang berantakan.
“Bisa tuan”
Ucapnya singkat.
“Apa kau sedang hamil??”
Tanyaku.
Pertanyaanku membuat Tia hanya terdiam, dia ingat janji dengan tuan Agung untuk tak memberitahu masalah ini ke tuan Alex.
“Tia apa kau benar-benar Hamil”
Ucapku kembali.
Tia terlihat ragu tapi dia tak ingin menyimpan berita bahagia ini, Tuan Alex adalah ayah dari janin ini. Setelah lama dia perpikir, dia menganggukan kepalanya. Aku tersenyum kepada Tia, aku mengendongnya dan menciumnya berkali-kali.
“Akhir aku akan jadi ayah”
Teriakku.
“Ya tuaan”
Ucapnya.
“Tapi benar ini anakku bukan anak hadi kan”
Tanyaku lagi.
Tia mengelengkan kepala.
“Hadi hanya mensetubuhiku dianusku tuan”
Balasnya.
Kupeluk erat tubuh Tia sambil terus mengucapkan terima kasih pada Tia.
“Mulai sekarang jangan kelelahan lagi, minum vitamin aku juga akan memberikan susu”
Ucapku bersemangat.
“Aku cukup kuat kok tuan”
Ucap Tia.
“Ayo kita tidur keatas, kau bawa pakaian Nura dan Hera yang tergeletak ini. Aku akan mengendong mereka berdua”
Ucapku pada Tia.
Kuangkat kedua wanita tak berdaya itu menuju kamarku untung saja ranjangku cukup luas. Kuletakkan mereka berdua di sisi kiri dan di sisi kanan Tia. Aku berada di tengah mereka ini menyenangkan sekali tidur di antara wanita cantik apalagi Tia langsung memelukku erat kubalas pelukannya.
Matahari bersinar
Matahari sudah bersinar dengan gagahnya bersetubuh melawan tiga wanita tadi malam membuatku kesiangan, bukan hanya aku Tia pun ikut kesiangan. Aku buka mataku karena aku mendengar handphoneku terus saja berdering aku mulai sadar. Kulihat Tia memelukku dari kanan sama seperti saat dia tidur, Hera juga memelukku dari kiri saat aku ingin bangun aku terhalang ternyata Nura tidur di atas tubuhku membuatku benar-benar terhimpit. Handphoneku berbunyi kembali, Kugerakkan tubuhku membuat Tia pun mulai terbangun.
“Jam berapa sekarang tuan”
Ucapnya.
“Entahlah kau lihat aku tak bisa bangun”
Ucapku membuat Tia melepaskan rangkulannya.
Nura pun mulai sadar, dia pun terkejut melihat dia tidur di atasku dengan keadaan bugil.
“Haaa tuaann maafkan aku”
Ucapnya berguling kekiri membuatnya menimpah Hera yang terlelap.
“Nura apaan sihh”
Ucap Hera tubuhnya tertimpa Nura.
“Maafkan aku Hera, aku tak sengaja”
Ucapnya segera menghindar dari tubuh Hera.
Di ikuti tawa kecil dari Tia yang melihat kelakuan kedua adiknya yang mengemaskan.
“Tia bisa kau lihat handphoneku”
Ucapku.
“Baik tuan, ini panggilan dari assiten administrasi”
Balasnya.
“Oohh ya aku janji masalah proposalnya, pasti bu Quraina menungguku”
Ucapku.
Aku bergegas bangun menuju kamar mandi sedangkan Tia mulai menyiapkan pakaianku.
“Ya ampun sudah jam 10”
Teriak Nura saat melihat jam di kamar itu.
“Nura cepat mandi, kau ingin bareng tuankan pergi ke kantornya”
Ucap Tia.
“Ya kak, aku buru-buru mandi dulu ya”
Ucap Nura lari meninggalkan kamar, meskipun terasa perih di liang vagina nya.
“Ya kau harus menjaganya dan tetap disampingnya”
Ucap Tia sambil melihat Hera yang kembali terlelap.
Beberapa menit kemudian aku telah siap dengan seluruh pakaian dinasku. Aku tak menemukan Tia dan Nura di kamarku hanya Hera yang masih mengeliat di tempat tidur, kudekati dia.
“Aku kerja dulu ya sayang”
Bisikku sambil mencium kening Hera.
“Hati-hati, terima kasih untuk yang semalam tuanku”
Balas Hera tersenyum.
Aku tinggalkan dia menuju kebawah kulihat Nura sudah tampil cantik dengan pakaian dinasnya.
“Kau ingin kerja juga Nura”
Tanyaku.
“Aku ingin mendampingi tuanku”
Ucapnya.
“Oke kalau begitu ayo kita berangkat dulu”
Ucapku terburu-buru, aku harus bertemu dengan Quraina sekarang juga.
“Kak Tia kami berangkat”
Teriak Nura.
Tia pun muncul dengan rambut si kuncir membuatnya terlihat cantik.
“Kalian tidak ingin sarapan dulu”
Ucapnya.
“Kami terburu-buru”
Ucapku tergesa-gesa menuju garasi.
Tia pun mengikuti kami aku mulai menstart mobil, Nura langsung duduk di samping. Kulihat Tia tersenyum padaku aku segera keluar lagi dari mobil, kulumat bibirnya di balas olehnya.
“Jangan terlalu capek ingat ini”
Bisikku sambil mengelus perut Tia.
“Ya tuanku, cepat pulang aku akan memasakanmu sesuatu yang spesial”
Ucapnya.
“Aku akan cepat setelah menjalankan rencana A, aku akan kembali”
Ucapku.