Misi Balas Dendam Episode 18
Tangannya yang halus
Kutinggalkan mereka berdua menuju wanita cantik dan tinggi yang menantiku di ruang tamu. Kuraih tangannya yang halus, hari ini Hera memakai pakaian ketat terdapat belahan di kedua pundaknya membuatnya makin terlihat seksi. Apalagi kemampuan make up yang membuat dia terlihat sempurna. Aku membawa dia kekamar ibuku lalu kukunci pintunya dari dalam, kupeluk erat tubuh Hera. Aku bisikan kata maafku di telinganya harusnya kata ini kuucapkan saat Hera baru pertama datang kemari, Hera membalas pelukanku.
“Tuanku aku merindukanmu”
ucap Hera lembut.
“Kau tak usah memaksa memanggilku tuan, cukup kak saja seperti waktu itu”
ucapku.
“Sekarang status berbeda aku hanya budakmu”
Ucap hera.
“Tidak perlu minta maaf aku bahagia saat ini aku bisa bersamamu”
Ucap Hera memegang kedua tangannya ke pipiku.
“Sudah lama aku menyukaimu tapi ada penghalang yang selalu memisahkan kita”
lanjut Hera.
“Penghalang apa???”
tanyaku.
“Kesibukanmu jadi aku hanya bisa melihatmu dari jauh”
ucapnya.
“Waktu aku bersamamu di mall beberapa tahun lalu itu bukan settingan, aku memang sudah tahu kau memperhatikanku sejak lama tapi setelah kejadian kita bersama itu, kau sering dihina oleh temanmu sebagai pelacur ku. Itu sebabnya aku menghindarimu aku bukan orang yang baik dan kau orang yang baik aku tidak bisa merusakmu”
ucapku.
“Kukira kau hanya mempermainkanku saja aku benar-benar mencintaimu tuan Alex “
Ucapnya dan mencium bibirku.
“Kau nakal ya, menyerangku tanpa aba-aba”
Ucapku.
“Tuan kau punya janji padaku dan hari ini aku ingin memintanya”
Ucap hera merebahkan kepalanya kedadaku dan kedua tangannya memelukku kembali.
“Janji”
Ucapku.
“Ya janji saat kita di mall waktu itu”
tegasnya.
“Aku agak lupa”
jawabku.
“Kau janji mengajakku menonton film”
ucapnya sambil memanyunkan mulutnya.
“Jadi itu apa kau sudah menonton film pertamanya”
ucapku.
“Tentu aku mulai menyukai genre superhero karenamu”
ucapnya.
“Itu namanya terpaksa nanti malam saja aku akan mengajakmu nonton”
Ucapku.
“Seriuss”
balasnya.
“Ya tapi bukan di bioskop dirumah ini ada bioskop mini”
ucapku.
“Benarkah terima kasih”
ucapnya.
“Bagaimana jika tuanmu hadi tiba”
ucapku sedikit mempermainkannya.
“Hmmm tuan merusak kemesraan kita karena monster itu”
ucap hera kesal.
“Tapi benarkan Tuanmu adalah Hadi bukan aku jadi kau harus menurutinya”
balasku.
“Kenapa hanya Tia saja yang berada di bawahmu, itu tidak adil”
ucapnya.
“Justru adil pembagian kami”
ucapku mempermainkannya, dia mulai melepaskan pelukannya menatap tajam kearahku.
“Apa tidak bisa kak Tia saja yang menjadi budak Hadi kenapa harus aku”
ucap hera manja.
“Menurutku Tia sempurna”
ejekku makin membuat Hera kesal.
Dia pun segera pergi meninggalkanku dengan rasa kesalnya, kupeluk Hera dari belakang.
“Hadi baru menyerahkanmu padaku bukan berarti kau bisa mudah menjadi pendampingku, tapi kau harus bersaing dengan Tia dan Nura”
bisikku.
“Benarkah mereka berdua bukan sainganku”
ucap Hera percaya diri.
“Aku hanya akan memilih satu pendampingku”
ucapku memanaskan suasana.
“Aku akan jadi istri yang baik mulai hari ini”
ucap hera pergi entah kemana.
Setelah kepergian Hera aku baru sadar aku baru melakukan kesalahan yang amat fatal, aku baru saja menaburkan air jeruk ke dalam luka. Aku hanya sendiri disini dan mereka bertiga akan lebih dari seminggu aku bersama mereka di rumah ini pasti akan merepotkan. Setelah itu aku tak pernah melakukan hubungan lebih dari satu lawan satu.
Aku kunci kamar ini, kuraih handphone smartphoneku. Aku cupu dalam berhubungan atau memuaskan pasangan, jadi aku mencari refernsinya lewat search di mbah google sebelum ini aku hanya maniak game dan kerja jadi ini baru ku lakukan setelah Tia tiba disini jadi pengalaman ku belum sehebat hadi.