Misi Balas Dendam Episode 18
Pria itu mulai menyerang
Pria hitam itu pun mengayunkan kaki kirinya untuk menendangku, aku menangkap kakinya dan melemparnya kekap mobil Yaris mereka membuat kaca depan pecah akibat tabrakan tubuh pria hitam. Aku pergi ke mobil mereka membuka kap mobilnya, kutarik si hitam yang merasa sakit di tulang punggungnya lalu kubuka kap mobil kecil tersebut. Lalu aku angkat tubuh laki- laki hitam itu masuk ke dalam tempat mesin lalu ku ayunkan kap untuk menabrak tubuhnya yang terhimpit antara mesin dan kap mobil.
Aku benturkan kap beberapa kali ketubuhnya membuat kepala si hitam mengeluarkan darah, aku belum puas. Kali ini kutarik kembali tubuh si hitam yang tak berdaya kubenturkan kepalanya di kaca pintu bagian depan hingga kaca mobil pun hancur. Kubenturkan beberapa kali, darah segar mengalir menutupi wajahnya. Aku lepaskan tubuh tak berdaya itu membuatnya jatuh seperti batang pisang yang rubuh. Sekarang kudekati pria tinggi itu yang terus meringis kesakitan di kaki kirinya yang patah, kutarik kerah bajunya kudorong hingga membentur pohon.
“Saya menyerah jangan bunuh saya”
Ucapnya menahan sakit.
“Sekarang pergilah dari sini, katakan pada tuanmu untuk bersiap-siap menerima ajalnya”
Teriakku.
Aku tendang kembali kaki patahnya membuat dia menjerit kembali, kutarik dan kumasukan dia kedalam kemudi mobilnya. Aku tarik dan kulempar kedua temannya yang tak sadarkan diri dan terluka parah ke jok belakang.
“Pergilah dari sini”
Teriakku.
Mobil itu pergi, untung mobil itu matic jadi dia tak perlu menggunakan kedua kakinya mobil merah itupun menjauh.
“Bos tak apa”
Ucap Nura sambil menangis.
“Nura kalau kau ingin menjadi pendampingku kau harus kuat, jangan takut dan bisa menahan rasa sakit apapun. Jika tidak kau tak akan pantas disampingku”
Ucapku kepada Nura.
Nura hanya terdiam saat aku melaluinya berjalan ke mobil fortunerku. Tubuh Nura mengigil ketika melihat mataku, dan merasakan aura jahatku.
“Kenapa tanganku tak berhenti bergetar”
Ucap Nura di dalam hati.
Dia benar-benar merasa ketakutan orang yang di anggap baik bahkan dia mengira bosnya yang baik itu mampu membunuh orang. Wajah lemah lembut bosnya pun berubah menjadi wajah yang menyeramkan, cukup lama Nura berdiri mematung di posisinya.
“Nura, ayo kita pulang”
Teriakku.
“Ya Bos”
Teriak Nura yang mengengam tangannya yang terus bergetar.
Beberapa kali dia mencuri pandang kepadaku.
“Kenapa Nura”
Ucapku.
“Tidak bos kau hebat”
Ucap Nura berusaha setenang mungkin menghadapiku.
“Maaf ya membuatmu takut selama ada aku, kau akan kulindungi”
ucapku mengusap kepala berjilbabnya.
“Maaf kan aku bos, aku percaya kau akan melindungiku”
Balas Nura yang kembali merasa aura bosnya yang seperti biasa.
“Berapa banyak pakaian dan peralatan yang kau beli”
Ucapku untuk mencairkan suasana yang tegang diantara kami.
“Cukup banyak bos, maaf aku menghabiskan banyak uangmu. Aku sedikit khilaf tadi”
Ucapnya sambil menyerahkan bukti pembayarannya dan ATMku.
“Hanya 2 juta saja”
Ucapku.
“Maaf kan aku”
Ucap Nura menghiba.
“Itu terlalu sedikit Nura”
Ucapku sambil tertawa.
Akhir kami tiba dirumahku aku masukan mobil langsung kegarasi, aku mengeluarkan semua perkakas Nura dari dalam mobil.
#Disuatu tempat
Mobil merah melaju cepat dengan kondisi banyak kerusakan melaju masuk kelokasi pertambangan dan masuk ke perkarangan perkantoran. Pria itu dengan pincang menuju kantor itu.
“Boss boss”
Teriaknya.
“Apa yang terjadi pada kakimu”
Ucap Horizon.
“Kami baru bertarung dengan anak yang kita temui di toserba tadi”
Ucap pria tinggi menjelaskan dengan terbata-bata.
“Lalu dimana jo”
Ucap Horizon.
“Di dalam mobil bos”
Ucap pria tinggi.
Horizon berlari ke arah mobil merah itu terlihat dua orang tertumpuk di jok belakang dan salah satunya jo, orang kepercayaannya dan juga paling diandalkan oleh Horizon.
“Jo kenapa kau seperti ini”
Melihat tubuh jo sudah penuh darah.
“Benjamin”
Teriak Horizon.
Muncul pria baya membawa stetoskop di lehernya, memeriksa jo lalu dia mengelengkan kepala menandakan kedua orang itu sudah tewas. Mereka terlalu banyak mengeluarkan darah.
“Kenapa kalian bisa kalah dengan anak manja itu”
Teriak Horizon.
“Dia pria yang mengerikan bos”
Ucap pria tinggi.
“Kalian bertiga adalah tangan kananku”
Maki harizon kepada pria tinggi.
“Pria tak berguna”
Teriak Horizon sambil menembaknya tepat di dahi pria tinggi itu.
“Kalian bawa 3 mayat ini kuburkan mereka”
Perintah Horizon.
“Mana mungkin anak manja itu melakukan semua ini, aku akan membalaskan dendammu jo”
Ucap Horizon marah sambil meninju tendang.