Misi Balas Dendam Episode 18
Merasakan ancaman mengikuti
Aku mengendarai mobil menuju rumahku dengan kecepatan sedang. Di perjalanan kami merasakan mobilku di ikuti oleh mobil di belakang kami.
“Bos mobil merah di belakang terus mengikuti kita dari parkiran toserba”
Ucap nura terus memperhatikan belakang.
“Aku tahu seperti hari ini, aku akan bersenang-senang”
Ucapku ke Nura.
Kuarahkan mobilku menjauh dari keramaian. Saat memasuki perkebunan yang cukup sepi, mobil di belakang kami menyalip dan menghadang laju kami kurem mobil.
“Nura apapun yang terjadi jangan keluar dari mobil”
Ucapku.
Dijawab sebuah anggukan dari Nura dari mobil merah itu keluar tiga orang yang pernah kulihat. Meraka adalah tiga orang dari lima orang yang menggangu Nura saat di basement, mereka bertiga berwajah menyeramkan.
“Bos kita pergi dari sini saja”
Ucap Nura.
Aku tak memperdulikan ucapan dari nura dan membuka pintu mobil, kudekati ketiga orang menyeramkan itu.
“Punya nyali juga ini orang”
Ucap pria bertubuh tinggi.
“Aku sudah membiarkan kalian pergi”
Ucapku.
“Dia membiarkan kita pergi”
Ucap si tubuh hitam.
“Kami ingin merasakan tubuh istrimu”
Ucap pria ketiga yang menepuk lenganku.
“Sebaiknya kau serahkan istri mu baik-baik, kami akan mengampunimu”
Bisiknya menghinaku pergi melewati aku menuju lokasi Nura.
Kutarik baju pria ketiga untuk menghentikan laju langkahnya.
“Kalian benar-benar ingin mati”
Ucapku diikuti ketawa mereka bertiga.
“Luar biasa mulut orang kaya memang semaunya ngomong”
Ucap pria ketiga.
“Udah hajar aja jo setelah itu kita hajar wanitanya”
Ucap pria tinggi di sampingnya.
“Kasih waktu gw 2 menit untuk merubuhkan pria manja ini”
Ucap jo angkuh.
Jo menyerangku dengan kedua tangan berotot, dengan mudah aku menghindarinya. Aku pun terus menghindar dari semua serangannya.
“Pengecut apa kau hanya bisa menghindar”
Ucapnya mulai kesal di ikuti ketawa oleh dua temannya melihat kesulitan menjatuhkanku.
“Waktu 2 menitmu habis, sekarang giliran 2 menitku”
Ucapku.
Aku meninju tangan kiri pada ulu hati nya hingga tubuh jo terangkat dan mulutnya mengeluarkan banyak darah segar, dia pun mulai kelimpungan. Tinju kananku tepat mengenai pelipis kirinya dan membuat jo terdorong, kulanjutkan dengan tendangan keras ke perutnya membuatnya langsung jatuh tak bergerak. Sontak membuat kedua temannya kaget melihat jo sudah terkapar tak bergerak dengan darah mengalir dari mulut dan hidungnya.
“Moodku benar-benar buruk hari ini, apa kalian berdua bisa membuatku sedikit senang”
Ucapku mendekati mereka berdua yang tersisa.
“Kita serang dia bersama”
Ucap pria tinggi.
“Baiklah bersiap untuk mati”
Teriak pria hitam.
Mereka berdua mulai menyerang dari dua sisi kiri dan kananku. Mereka menendang kakinya kearahku, kutangkap kedua kaki mereka dengan tanganku. Kuayunkan kaki kananku menendang tumpuan kaki kiri si tinggi hingga terdengar suara tulang yang patah diikuti dengan jeritannya.
“Akhhhhhhh kakiku”
Membuatnya rubuh dan berguling memegangi kaki kirinya.