Misi Balas Dendam Episode 16
Menghabiskan waktu dengan bersetubuh
Malam ini kami habiskan waktu bersama kupeluk tubuh kak Yulina yang kelelahan, terus kusentuh tubuhnya semauku tanpa adanya perlawanan.
“Dia sudah menjadi salah satu koleksi budakku”
Ucapku membelai kepalanya yang masih tertutup jilbab dan tertidur nyenyak.
Kebahagiaan seakan sirna saat handphone berbunyi, kulihat dilayar bosku memanggil jantungku seakan berhenti apa alasanku padanya.
“Dii sekarang juga kau ke rumah nura”
Perintah bosku.
“Kenapa bos??”
Jawabku kaget.
“Ibu nura baru saja meninggal dunia, dia bersamaku sekarang”
Ucapnya.
“Ya bos saya meluncur kesana”
Ucapku segera melepaskan pelukkan ke kak Yulina membuat kak Yulina terbangun.
“Apa sayang”
Ucap kak Yulina.
“Sssst”
Kuberi dia kode untuk diam.
“Cepat kesana informasikan yang lain okee”
Ucap bosku menutup telponnya.
“Siapa diiii ??”
Tanya kak Yulina.
“Bos, dia memberikan tahu bahwa ibu nura telah tiada”
Ucapku langsung pindah ke kursi supir.
“Dii sebelum kerumah nura, kita mampir cari toilet ya tubuh kakak lengket mau bilas sebentar”
Ucapnya.
“Ya kak”
Ucapku.
Di dalam mobil warna putih pria paruh baya sedang berbicara dengan seseorang wanita cantik.
“Ayah apa pernikahan harus di percepat”
Ucap wanita itu.
“Semakin cepat kau menikah semakin baik untuk mengembangkan perusahaan kita”
Ucap pria baya itu.
“Tapi aku tak mencintainya ayah”
Ucap wanita.
“Tak butuh cinta, yang kita butuhkan adalah uang dan kekuasaan”
Ucap pria itu lagi.
“Ayah bukan itu mobil Alex”
Teriak Wanita itu.
“Benar juga itu mobil penerus As Company, apa dia sedang bersenang-senang. Laki-laki yang kau cintai Meliliana adalah sampah seperti itu”
Teriak laki- laki itu.
“Dia bukan pria seperti itu ayah”
Ucap Meliliana.
“Mungkin itu dulu tapi sekarang dia hanya anak manja yang kehilangan arah, sebentar lagi dia akan hancur”
Ucap sang Ayah.
“Dia tak mungkin berubah seperti itu”
Ucap Meliliana lagi.
“Kau bisa lihat sendiri ini benar adanya, sebaiknya ayah ambil foto mobil itu akan ku masukan koran. Seorang pejabat publik melakukan seks jalanan, pasti akan hebooh”
Ucap ayahnya.
“Jangan lakukan itu ayah”
Ucap Meliliana sambil menyuruh supir untuk melaju lagi diikuti tertawa lepas ayahnya.
“Apa kau serusak itu sekarang, seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendirian empat tahun yang lalu”
Gumam Meliliana.