Misi Balas Dendam Episode 14
Ibu sedang sakit
“Ibu saat ini sedang sakit”
Ucapnya menahan air mata.
“Sakit apa ibumu???”
Tanyaku.
“Beberapa hari ini dia mengeluh sakit pada perutnya, jadi kubawa ke puskesmas. Pihak puskesmas menyuruhku untuk langsung konsul ke dokter spesialis penyakit dalam”
Jelasnya yang memulai mengeluarkan air mata.
Aku pindah dari posisiku duduk di sampingnya, kuusap kepalanya yang masih menggunakan jilbab kerja itu.
“Harusnya kau bilang padaku, dan jangan menunjukan wajah suram mu itu ke Ibumu”
Ucapku.
“Sekarang kita antar ibu mu kerumah sakit”
Ucapku sambil menelepon seseorang untuk meminjamkan mobil untukku.
Tidak beberapa lama orang itu datang dengan menyerahkan kunci mobil, aku pun bergegas menuju rumah Nura, karena rumahnya cukup jauh dari kantorku. Rumah nura cukup jauh dari jalan utama sehingga harus berjalan kaki menyusuri irigasi sawah. Tiba di gubuk kecil di ujung sawah, kulihat wanita tua yang sedang meringkuk menahan perut dan sendirian.
“Harusnya kau tak meninggalkan ibumu sendiri dirumah dalam keadaan sakit”
Ucapku.
“Ibu saya teman nura dari kantor”
Bisikku sambil menggendongnya.
Ibunya berusaha memegangku, kumasukan ibunda nura perlahan ke dalam mobil. Kupacu mobil menuju rumah sakit swasta yang terbaik di daerah kami.
“Ibu tahan ya, sebentar lagi kita sampai rumah sakit”
Ucap nura terus memegang tangan dingin ibunya, wajah ibunya pun makin pucat.
Cukup lama kami untuk tiba di rumah sakit.
“Bapak tunggu disini, tidak boleh ada yang masuk”
Ucap salah satu perawat.
“Ibu ibu”
Teriak nura saat melihat ibu masuk keruang IGD.
“Tunggu disini aku akan membayar administrasi dan konsultasi pada dokter”
Terangku pada Nura.
“Ya bos, makasih untuk bantuannya”
Ucap nura sambil nangis meskipun matanya telah bengkak.
“Bagaimana keadaannya ibu tadi dok???”
tanyaku.
“Maaf, bapak ini siapa nya ibu ini”
Tanya dokter itu.
“Saya anak dok”
Ucapku singkat.
“Usus buntu ibu ini sudah membengkak harus segera melakukan operasi , namun yang jadi masalah adalah keadaan ibu ini sangat lemah tensi darah pun rendah. Apalagi ibu ini punya riwayat terkena serangan jantung, kami tak bisa melakukan operasi karena beresiko dalam pelaksanaan operasinya”
Jelas dokter itu.
“Lakukan yang terbaik”
Ucapku.
“Kami akan berusaha sebaik mungkin tapi kita harus melihat sampai nanti malam keadaan tubuh ibu sudah bisa di lakukan operasi apa belum pak”
Ucap dokter kembali.
Setelah konsultasi dengan dokternya aku tahu kemungkinan kecil bisa di lakukan operasi jadi ini tergantung pada ibu nura sendiri.
POV AGUNG
Hari ini pagi pertama buatku kembali ke kampung halamanku, hujan deras seakan tak ada hentinya. Ku bangun dari kasurku melihat jam sudah jam 09:00, kulangkahkan kaki keluar. Kulihat tak ada lagi keributan di rumah ini, Hadi dan saudaraku pasti sudah berangkat. Aku pun pergi mendekati kamar hadi karena saat malam, aku dengar suara wanita di dalamnya.
Kubuka pintunya, benar terlihat wanita yang di tutupi selimut dengan kedua tangan tergabung keatas kepalanya dalam keadaan terikat. Sudah kuduga hadilah yang membuat pengaruh kurang baik pada saudara ku. Kudekati dia, ku tarik berlahan selimutnya. Wanita itu dalam keadaan bugil. Kulihat bekas-bekas sperma bertabur di vagina dan anus wanita ini.
“Hadi sangat menjijikan, dia menyerang kedua lubang tanpa ampun”
Pikirku.
Kasian wanita ini, jelas saja dia pingsan, kulepas ikatannya. Saat akan kugendong Hera tiba-tiba pintu kamar hadi terbuka lagi.
“Hera saatnya makan”
Ucap Tia ambil membawa sepiring nasi.
Tia kaget melihat keberadaanku di kamar ini, dia pun diam mematung mungkin dia baru sadar ada aku di rumah ini.