Misi Balas Dendam Episode 11
POV ALEX
Lamunanku terbuyarkan dengan suara gaduh di bawah.
“Pasti si hadi”
Gumamku.
Kulihat seorang wanita berlari, menendangkan kaki ke Tia yang berdiri di depannya hingga terpental.
“Aakkhhh”
Teriak tia membentur pembatas tangga.
Emosiku naik kukejar wanita itu, kutabrakan tubuhku kepadanya membuat dia terpental, kudekati dia. Kuangkat tubuh dengan cara menjambak rambutnya. Kutinju pipi sebelah kanannya membuat dia terpental cukup jauh. Dia pun meringis kesakitan, kembali kudekati dia.
“Hari ini moodku buruk”
Ucapku padanya.
Kembali kuangkat tubuh wanita yang tak berdaya itu, kulempar tubuhnya yang ramping itu hingga membentur kursi membuatnya tak bisa berbuat apapun. Aku melancarkan serangan terakhir, untuk mengakhiri rasa sakit wanita ini.
“Hentikan”
Teriak tia.
Kumelihat wajah tia matanya berkaca-kaca, mukanya pucat. Dia seakan tak percaya aku dapat melakukan hal yang mengerikan seperti ini, tia pun segera berlari ke atas.
“Tia”
Teriakku, tia tidak berhenti malah terus berlari keatas.
“Maafkan aku bos”
Ucap hadi.
“Apa kau benar-benar lemah? Bagaimana bisa dua orang wanita hampir mengalahkan mu”
Ucapku.
“Aku benar-benar tak tahu bos, wanita ini pintar karate bos”
Ucapnya sambil memegang selangkangannya.
“Wanita ini berbeda dengan Tia, jangan lengah. Aku akan mengurus Tia, kau urus wanita ini”
Teriakku dan meninggalkannya ke atas.
Kuketuk pintu kamarku, tapi tak ada balasan dari dalam. Aku pun masuk, kulihat tia hanya duduk di ranjang dengan tatapan kosong.
“Apa kau takut denganku??”
Tanyaku.
“Itu lah diriku yang sesungguhnya, kau ingin mengubah penilaianmu pada ku”
Jelasku padanya.
“Sisi manusiaku sudah mati 4 tahun yang lalu, pria didepanmu saat ini adalah monster”
Ucapku dan berbalik inginku tinggalkan Tia sendiri.
“Aku tak takut padamu tuanku”
Ucapnya lirih menahan tangisannya.
“Aku hanya kaget, maafkan aku tuan”
Lanjutnya.
“Maaf untuk apa, harusnya aku yang minta maaf”
Ucapku dengan membalikan badanku.
“Bolehkan aku bertanya satu hal lagi tuanku???”
Ucap tia.
“Tentu, apa itu”
Ujarku.
“Siapa wanita itu? Sejak kapan dia di sini! Apa karena aku tak mampu memuaskanmu, kau menculik wanita lain???”
Tanyanya.
“Wanitaku sedang cemburu ya”
Ujarku mengelus pipinya.
“Tidak tuanku, aku tak cemburu dan tak memiliki hak untuk itu. Aku hanya mainanmu”
Tegasnya dengan muka memerah.
“Jelas saja sih, umur wanita itu lebih muda darimu tubuhnya lebih tinggi. Kau benar-benar mendapat lawan yang sulit tia”
Ejekku membuat Tia makin salah tingkah.
Hanya nafas panjang yang kudengar darinya pipinya ikut kembang kempis. Raut muka kesal tergambar di wajahnya, aku menyukai suasana ini. Tia makin terlihat cantik menurutku.
“Tapi wanitaku ini tak kalah sama wanita dibawah”
Lanjutku sambil mengedipkan mataku.
“Tapi kenapa tuan mencari wanita lain”
Tanyanya lagi.
“Kau cemburu kan”
Ujarku.
“Iya. Eh tidak tuan”
Jawabnya gugup.
Aku mulai menceritakan kejadian penculikan hera, semua adalah kemauan dari hadi itu membuatnya sedikit lega.
“Syukur kalo itu kemauan dari hadi”
Ujarnya.
“Dia tak akan menyerangku lagi”
Pikir Tia.
“Tapi bagaimana kalo wanita itu lebih memilihku ketimbang hadi. Aku harus memikirkan pembagian tempat tidur”
Ucapku sedikit mempermainkan tia.
“Aku sudah membuat benih dalam sini, kau istimewa bagiku”
Lanjutku sambil mengusap-usap perut tia.
“Astaagaa aku lupa harusnya aku memasak”
Teriaknya.
“Memang seperti itu istri tua memasak dan istri muda melayani masalah ranjang”
Ejekku lagi.
“Ah tuan”
Teriak tia.
“Yaya sudah cepat masak, awas tidak enak aku akan mencari lagi”
Ejekku lagi.
Tia pergi dengan ekpresinya kesal padaku.