Misi Balas Dendam Episode 10
POV ALEX
“Tenang-tenang”
Gumamku.
Untuk menenangkan perasaan grogiku, rasanya ingin kugas saja mobilku untuk segera menjauh. Beberapa saat kemudian hadi muncul dan langsung naik mobil.
“Berangkat boss”
Ucap hadi.
Kujalankan mobil saat akan melewati pintu keluar gedung kami, aku melihat bu Quraina berjalan santai menuju mobil dinasnya. Lalu siapa yang di culik oleh hadi, tapi aku tetap terus melajukan mobilku menjauh dari area perkantoran.
“Di, siapa yang kamu culik itu???”
Ucapku.
“Salah culik bos kayaknya tapi lebih baik”
Balasnya sambil cengengesan terlihat dari cermin mobil, tapi aku belum jelas melihat wanita yang pingsan dibelakangku.
“Siapa wanita itu”
Ucapku lagi.
“Dia ajudan dari bu Quraina bos”
Jawab hadi membuka penutup tubuh wanita itu.
aku tak bisa berbicara lagi.
Wanita ini Hera fitridiani usia nya baru 22 tahun, memiliki tubuh tinggi 168 cm bertubuh langsing memiliki payudara 34 b keturunan asli sumatra.
“Anggap saja ini keberuntunganku bos, berada di WC lebih dari satu jam”
Ucap hadi bangga akan hasilnya.
“Sombong sekali kau, aku tak mau ikut campur dengan urusan ini”
Balasku dan pergi masuk kekamar.
“Kau pasti iri peliharaanku lebih baik dari milikmu kan bos”
Ejek hadi.
“Bukannya yang satu itu juga budakmu”
Balasku sambil tertawa.
“Awas budakmu akan berantem merebutkanmu”
Lanjutku lagi.
“Jadi kau tidak mau merasakan pelacur baruku ini”
Balas hadi sambil mengendong hera ke kamarnya.
“Saat kau tak mampu memuaskannya aku akan maju”
Jawabku menaiki tangga dan masuk kekamarku, meninggalkan hadi yang sibuk dengan mainan barunya.
Kecupan hangat
Kubuka pintu kamarku kulihat wanita cantik berada di depan cermin, Langsung kupeluk dia ku beri kecupan manis di keningnya.
“Tuan kau sudah pulang”
Sambut tia, dia membuka kancing pakaian kerja ku satu- persatu.
“Hari ini aku ingin kau tia!!!”
Bisikku.
“Aku milikmu tuan”
Balas tia sambil tersenyum.
Kutarik tangan halusnya keranjang, ku berbaring di ranjang. Dia membuka celana kerjaku, menyisakan celana dalamku. Tia menarik celana dalamku mengenggam halus kontolku dan mulai memijatnya perlahan.
“Rudal ini kesukaanku”
Ucap tia.
“Rudalku atau hadi”
Candaku.
“Tentu punya tuan yang luar biasa panjang, keras dan tahan lama”
Bales tia manja sambil melihat sekitar.
Sambil terus memijat seluruh batang kontol, perlahan aku pun mulai terangsang. Rudalku perlahan mengacung berani, apalagi saat jari tia bermain dengan ujung kontolku seperti ada listrik yang mengalir sungguh nikmat. Tia mulai mengunakan lidahnya mengusap perlahan, aku balas dengan meremas pantat tia yang masih menggunakan celana tidur.
“Aaakhhhhhh nikmat tia, lanjutkan sayang”
Ucapku saat lidahnya menjilat ujung kontol seperti sedang menjilat es krim.
Birahiku memuncak servis tia memang luar biasa, kutarik celana tidurtia aku tak sabar ingin bertemu dengan lubang yang kurindukan.Tia pun membuka piyama tidurnya, keringat mengalir dari setiap inchi tubuhnya. Kutarik celana dalam tia hingga terlepas, kumasukan tangan untuk bermain dengan lubang cinta tia.
“Akhhhhh lebih cepat tuanku”
Ucapnya.
“Aku mulai memasukan ya sayang”
Bisikku.
“Cepaat tuan tia gak tahan lagi”
Balasnya.
“Memeknya masih saja sempit sayangku”
Pujiku pada tia.
“Aauaahg aghhhh. Nikmat lebih cepat tuan”
Suara binal tia makin menjadi.
aku mempercepat penetrasiku di lubang tia, kontolku seakan di remas-remas di dalam lubang hangat.
“Tia keluar lagi tuan akhhhhh”
Teriak tia.
Kucabut kontolku yang di penuhi pelumas cinta tia, kusuruh tia merangkak. Kami ubah kegaya dogstyle, kutusuk kembali senjataku dan kuremas lembut kedua payudaranya seakan sedang mengendarai kuda.
“Uaghhha uaaagh terus”
Desah tia.
Saat kupacu kontolku, kupukul pantat seksi tia mata kami merem melek kenikmatan.
“Tuan tiaa akhhggg hamiilii tia tuaann”
Teriaknya.
Kami mendekati puncak kami kurasakan pangkal kontolku ingin meledak.
Crooooot croooooot crooooot
“Aakhhhh tia kau memang hebat”
Teriakku sambil kulumat bibirnya, kami bercumbu mesra malam ini.
“Terima kasih tuanku”
Bisik tia lemah.
“Aku ingin anak darimu”
Lanjutnya.
“Aku akan memberikannya”
Sambilku belai rambutnya.
Tia pun terlelap, kuangkat tubuhnya untuk memperbaiki posisinya ku selimuti dia.
“Selamat tidur sayangku”
Ucapku bergegas menuju kamar mandi.