Misi Balas Dendam Episode 06
Merasa Jijik
Aku pun bergerak mulai menjilat kedua kaki hadi, meskipun jujur aku sangat jijik kaki hitam tak terurus.
“Anjing pintar”
Ucapnya sambil mengelus rambutku.
Aku harus tetap menahan kata kata hina yang keluar dari mulutnya, aku takut dia kembali menyiksaku. Hadi tidak melepaskan ikatan tali di payudaraku, kulihat waktu menunjukan pukul 4 sore. Dalam hati aku merasakan sedikit lega bentar lagi tuanku akan kembali dari kantornya. Aku tetap terus menjilat lidahku di kaki hadi, sepertinya dia menyukai keadaan hinaku ini. Tiba-tiba telp hadi berbunyi.
“Halo bos”
Jawab hadi sambil memberikan isyarat untuk menghentikan perbuatanku
“Aku akan pulang telat hari ini, bupati mengajak ku pergi ke suatu tempat mungkin agak malam aku akan pulang”
Ucap suara di ujung telp.
“Apa keadaan kantor aman bos”
Balas hadi.
“Aman jangan lupa data ASN? Aku sudah memesankan makanan untuk mu dan tia. Kau bisa ambil dengan anak buahku di POM bensin, sedang apa tia?”
Ucap alex.
“Data akan ku kerjakan. Oke terima kasih bos, perutku memang lapar. Tia ada bersamaku”
Jawab hadi.
“Jadi kau bersama tia. Apa kalian sedang melakukan itu? Jangan kasar padanya”
lanjut alex.
“Aku akan menjaga mainan kita bos”
Jawab hadi.
“Oke”
Singkat alex.
Telp berakhir, hadi melihat ke arah ku sambil tersenyum.
“Kau dengar, bosku pulang telat”
Ujar hadi.
“Jadi masih banyak waktu untuk kita bersama”
Lanjutnya.
Tubuhku menggigil dan merinding, apa yang akan hadi lakukan pada ku setelah ini.
POV HADI
Kutarik rantai yang terhubung pada borgol di tangan tia, kutarik paksa dia berjalan merangkak keluar dari kamarku. Tia ku ikat dengan rantai di tiang tengah rumah, seperti sedang mengikat hewan ternak di padang rumput.
“tuan aku haus”
Pinta tia.
aku tak peduli keinginannnya, aku meninggalkan tia pergi dengan keadaan terikat di tiang. Kemudian aku pergi menuju POM Bensin untuk mengambil titipan makanan kami.
“Bang hadi ya”
Tanya salah satu karyawan.
“iya, apakah ada titipan?”
Ucapku.
“Ada bang, ini dari bos”
karyawan lain bertubuh langsing dengan lesung pipit saat dia tersenyum memberikan beberapa kotak pada hadi.
“Neti”
Nama di tanda pengenal wanita itu.
“Terima kasih”
Ucapku.
“lumayan juga wanita tadi”
Pikirku sambil terus berjalan menuju rumah.
Kulihat tia merangkul kaki dengan posisi tertidur dengan tatapan kosong.
“Bangun, mau makankan!”
Ucapku.
tia pun beranjak bangun dan mengangguk. Kubuka bungkus makanannya, terdapat ikan bakar, ayam bakar, cumi crispy, beberapa jenis sayuran dan satu kotak penuh donat. Kuberikan nasi putih dan kepala ikan bakar untuk tia dan seteko air putih dan sepotong donat.