Misi Balas Dendam Episode 05
Tia yang terus mengancam
Dia mulai berjalan mengendap-endap mundur sambil terus memperhatikan posisi ku. Aku hanya terus tersenyum, lalu aku berdiri dengan santai Tia pun mulai mengayunkan pisau dapur itu lagi.
“Kau pasti butuh kunci ini untuk membuka pintu untuk keluar”
Kataku sambil mengambil kunci di kantong celana ku dan melemparnya melambung keatas.
Saat perhatian tia lengah karena fokus dengan kunci yang ku lempar, aku bergerak sangat cepat menerkamnya. Tangan kanan ku menangkap tangan tia yang memegang pisau dan tangan kiriku langsung mencekik lehernya. Mendorong hingga membentur lemari kayu di belakangnya sambil tetap tersenyum manis.
“Apa kau kira bisa lari dariku”
Bisikku di telinga tia.
Dia hanya bergeliat mencoba melepaskan dari cengkraman ku, Tapi itu tak membuat tubuhku bergoyang sedikit pun.
“Kau tau tia, saat aku ingin sesuatu hal Aku tak pernah tidak mendapatkanya”
Ucapku.
“Apa lagi aku telah menyerahkan perjaka ku kelobang hangat milikmu”
Lanjutku sambil melepaskan cekikan dileher dan mengubah mengengam keras memek tia.
“Akhhggg Ahhh sakit hentikan”
Teriak tia terus bergerak.
Pisau dapur itu pun terlepas dari tangan tia, aku pun melepas genggamannku. Kutinju lemari dibelakang hingga hancur, membuat tia semakin takut nyalinya ciut seketika.
“Ampun maafkan aku”
Lirih nya dengan air mata kembali mengalir.
“Jangan membuat ku menunjukkan sisi lain ku”
Ucapku melepaskan cengkraman pada tia.
Keberaniannya telah hilang
Keberanian tia yang tadi muncul telah hilang mata menatap kosong, kaki pun lemas. Dia pun tersimpuh duduk sambil mulai menutup muka, menangis sekencang-kencangnya. Tia tahu tak ada jalan keluar dari sini.
“Harus kau tak perlu menghianati kepercayaanku padamu, kau tau siapa aku!!”
Ucapku sambil menatap mata tia.
Tia hanya melihatku, aku tersenyum padanya.
“Alex Syarizal itu namaku”
Lanjutku.
Bagai di sambar petir, tia mengenal nama itu. Meskipun dia belum bertemu dengan orangnya, nama itu terkenal di daerah ini. Pria yang menjalankan seluruh kekayaan keluarga seorang diri, pria yang misterius. Bahkan banyak isu-isu pria itu mengendalikan hampir seluruh ekonomi di daerah ini.
“Kau harusnya menyelesaikan masakmu”
Kataku meninggalkan tia yang telihat putus asa.
Tia melanjutkan memasaknya, setelah selesai memasa langsung menghidangkan masakanya di meja makan. Dia tetap di posisi semula, aku hanya tersenyum.
“Ayo makan kesini atau pergi bukannya aku telah memberikan kunci pintu keluarnya”
Tanyaku.