Jual Perawan Untuk Biaya Hidup
Dia mau ML denganku
Singkat kata, kami pun ketemuan, wajahnya mirip actor Risky hanggono, hanya saja ia lebih hitam, katanya sih ada keturunan Arab. Kuutarakan permasalahanku. Ia hanya tertawa. Ia berjanji akan membiayai keperluan kuliahku kalau aku mau tidur dengannya. Aku agak ragu. Ku tawari dia bagaimana kalau kencan saja. Tapi ia tak mau, ia maunya ML denganku.
“Tapi, aku masih perawan.”
“Beneran? Hari gini susah cari perawan.”
“Bener.”
“Kalo kebukti lo perawan, gw rela ngasih dobel buat lo!”
“Tapi..”
aku ragu.
Adit pun mengeluarkan segepok uang dari tasnya. Wow! Uang itu cukup untuk membeli keperluanku. Karena sudah putus asa, akupun bersedia melayaninya.
Malam minggu itulah aku merelakan keperawananku untuk Adit. Kami masuk ke sebuah hotel, di sana kami pun check in. Saat masuk kamar, aku sempat berubah pikiran, tapi mendapat serangan ciuman bertubi-tubi dari Adit membuatku tak berdaya. Mulutku di hisapnya. Lidahnya menyapu seluruh permukaan mulutku. Sementara tangan Adit telah meremas-remas pantatku. Aku mulai terangsang
Dalam hitungan detik, Adit sudah telanjang bulat. Tubuhnya kekar berbulu. Sementara titidnya sangat besar, sekitar 15 cm dengan diameter 5 cm. Aku jadi takut. Adit malahan tersenyum. Ia mulai membuka kaos dan celanaku. Sekarang aku hanya memakai BH dan CD. Di remas-remasnya payudaraku yang masih terbungkus BH. Ia pun memasukkan tangannya ke CDku.
“Punyamu lebet ya?”
Aku begitu malu, hanya diam saja.
Kami memasuki moment sama-sama bugil
Akhirnya BH dan CD ku di bukanya. Kami sudah sama-sama bugil. Ia menggendongku menuju ranjang. Di sana ia menindih tubuhku. Ia kembali melumat bibirku, lidah kami saling berpagutan.
Jujur saja aku tak terbiasa tapi demi uang akupun mulai berusaha menikmatinya. Setelah puas berciuman, ia menjilati leherku. Di jilatinya payudaraku dengan lembut. Aku mulai melayang. Di hisapnya puting coklatku sambil di remas-remas membuat putting susuku menegang.
Tak lama, ia menempelkan kontolya ke payudaraku. Setelah itu ia menempelkan kontolnya ke memekku. Di sentuhnya klitorisku dengan kontol besarnya. Aku benar-benar tak kuat saat ia menggosok-gosokkan kontolnya ke daerah paling sensitifku. Akhirnya, memekku sudah sangat basah. Adit mulai memasukkan kontolnya ke memekku. Aku benar-benar kesakitan saat kepala kontolnya masuk.
“Dit, ampun.. jangan. Sakit!”
“Tenang aja. Memek lo sempit, enak. Gw bayar dobel buat memek perawan kayak lo. OK!”
“Sakiit..! Ouch ..Oh !”
raungku sambil menarik sprei menahan sakit.
“awalnya emang seret, lo tahan ya.”
Adit melumat bibirku lagi, supaya aku tak berteriak kesakitan.