Istri Nakal Yang suka Tantangan Episode 46
Setelah kami menghabiskan santap malam dan ngobrol asyik bersama
Royal Win Indonesia Entertainment – Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 46, Kegiatan makan malam itu mungkin akan aku skip ceritanya detail, karena mungkin tak banyak yang bisa kuceritakan. Kami menikmati makan malam itu biasa saja seperti hari-hari lain, meskipun nampak aku dan para pria lain lebih beringas menghabiskan makanan kami, karena saking laparnya malam itu. Sementara istriku, kalian paham lah, kadang ada jaim-jaimnya gitu.
Sudah jam 10 lebih saat itu, setelah kami menghabiskan santap malam dan ngobrol asyik bersama. Istriku inisiatif mengajak kami untuk segera menuju spot yang di janjikan Danu tadi. Nampaknya dia sangat antusias untuk segera kesana. Bahkan dia terus merengek manja padaku.
Pada akhirnya, kami semua sudah di mobil, termasuk juga Danu yang kami jemput di warungnya tadi. Nampak ibu Danu mengantarkan anaknya dan berpesan untuk hati-hati. Segeralah kami meluncur kesana. Arahnya sama seperti resort yang kami tempati sebelumnya, namun masih ke timur lagi menuju jalan yang lebih sepi. Tempatnya memang di perbukitan timur resort Casino De Granny, Meskipun mengambil jalan yang berbeda.
Untuk menuju kesana, kami harus menaiki tangga bambu, yang seharusnya ekstra hati-hati untuk melaluinya. Apalagi kami kesana malam hari. Sepanjang menaiki tangga bambu itu, kami beberapa kali harus berhenti sejenak. Aku dan Danu hanya bisa menunggu, sementara istriku, dan ketiga pria tua itu, berfoto-foto.
Aku tidak tahu, bagi pemuda yang tinggal di daerah wisata seperti Danu, apakah sudah sering melihat pemandangan seperti yang di lakukan istriku. Wanita, di kerubungi oleh beberapa pria, namun hanya mengenakan pakaian yang mini, dan bahkan tidak memakai dalaman sama sekali. ( meskipun Danu belum tahu pasti tentang ini).
Kami sudah berada di atas bukit ini
Tapi melihat ekspresinya yang masih terlihat kaku dan kikuk, rasanya ini suatu pengalaman baru untuknya. Beberapa kali dia mengalihkan pandangannya saat kupergoki dia asyik fokus pada istriku yang sedang berpose sesuai permintaan para fotografer.
Tanpa sadar, kami sudah berada di atas bukit ini. Tempatnya memang agak gelap karena hanya ada 2 lampu tenaga surya yang di pasang di sana. Itupun terbilang temaram. Selain ada 1 bangunan kayu yang menurutku adalah warung, serta beberapa meja kursi untuk bersantai di sini. Sepertinya lebih eksotis jika kami datang kesini, pagi atau sore hari. Angin cukup kencang diatas sini, membuat lingerie istriku kadang sedikit terangkat.
Aku mengambil tempat di sebuah bangku di ikuti oleh Danu. Sementara istriku melihat-lihat suasana dari tepian di temani ketiga pria itu.
“Mulai yuk.”
Komando om Ivan agar istriku segera mengambil posisi.
“Mau ikut atau liat aja ?”
Tanya om Robert padaku.
“Gampang lah om, kalo asyik nanti bisa nyusul.”
Balasku.
Istriku mengambil tempat di sebuah meja yang lebih dekat dengan tepian bukit. Kembali dia berpose sesuai instruksi para fotografer. Beragam pose baik diatas bangku maupun meja di lakukan istriku. Pose yang anggun, di selingi pose erotis. Di temaramnya lampu, sesekali lingerie istriku terangkat karena posenya sehingga vaginanya bisa mengintip. Entah Danu menyadari atau tidak kalau istriku tidak mengenakan dalaman bawah.
Istriku seakan sama sekali tak keberatan dengan adanya kehadiran Danu
Aku dan Danu hanya fokus melihat pemandangan istriku yang sedang berpose ria memberikan aksi terbaik untuk para fotografer. Ada sedikit ekspresi tegang di wajahnya kala melihat pose istriku yang erotis. Sampai di suatu waktu, aku melihat Danu terperangah melihat istriku melucuti lingerienya sehingga bugil total di tengah-tengah kerumunan para pria ini.
Istriku seakan sama sekali tak keberatan dengan adanya kehadiran Danu di sini. Bahkan sempat istriku memandang Danu yang matanya seperti mau lepas melihat ketelanjangan istriku. Dia lanjutkan kegiatan pemotretannya dengan para pria tua itu.
“Hei, kaya ga pernah liat cewe telanjang aja.”
Tegurku sambil menepuk pundak Danu.
“Pernah sih om, tapi cuma lewat foto sama video aja. Yang langsung kaya gini belum pernah.”
jawabnya sambil tergagap.
“Ya udah, puas-puasin aja dulu nontonnya.”
Kataku padanya.
“Menurut kamu gimana ?”
Tanyaku pada Danu.
“Gimana apanya om ?”
Dia malah balik bertanya dengan kebingungan.
“Ya body nya mba itu.”
Tambahku.
“Dari yang pernah aku liat, ini OK banget sih om.”
Jelasnya sambil mata tak berpaling dari pandangan ke arah istriku.
“Bukannya cowok seumuran kamu lebih suka yang sepantaran atau lebih muda mungkin ?”
Tanyaku penasaran.
“Engga tahu sih om, Danu selama ini lebih terobsesi dengan wanita yang lebih tua.”
Jelasnya.
“Seperti ada daya tarik unik dari wanita yang lebih tua.”
Tambahnya.
“Nu, coba kamu ikutan.”
Teriak pelan om Robert pada Danu.
“Ikutan gimana om ?”
Tanya Danu.
“Ya ikutan foto dong. Mau kan ?”
Tanya om Robert.
“Tapi aku belum pernah om. ”
Jawabnya.
“Udah, nanti biar mba itu sama om yang arahin.”
Jelas om Robert.
Melihat Danu yang masih malu-malu kucing, istriku berinisiatif menghampiri Danu, untuk kemudian menggandengnya ke spot yang di inginkan. Danu nampak kikuk ketika menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya. Tangannya merapat didepan tubuhnya ala murid baru yang sedang ospek.
Agar lebih rileks, Istriku mencoba mengarahkan Danu untuk berdiri tegap menghadap ke kamera dengan sedikit menyamping . Kemudian istriku berdiri di depannya, dengan sedikit mengangkat pantatnya. Tangannya menggelayut manja di pundak Danu. Ekspresi Danu masih terlihat kaku di pose pertamanya.
Lanjut ke pose kedua, istriku berdiri di depan Danu sambil berkacak pinggang, dan meminta Danu memegang pinggang istriku. Tubuh telanjang istriku tentu saja bisa terekspos penuh di kamera dengan posisi seperti ini.