Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 42
Mereka menyambut dengan antusias
Tentu saja mereka menyambutnya dengan antusias. Segera mereka melucuti celana mereka sendiri, dan kemudian mengambil posisi di samping kanan-kiri om Ivan. Suasana makin memanas karena sekarang suamiku sedang menikmati belahan memek istrinya sambil melihat mulut istrinya memberikan servis untuk kontol-kontol lain. Dengan teratur kugilir kontol-kontol di depanku agar mendapatkan bagian kenikmatan sama rata. Mereka juga dengan antusias memposisikan diri agar lebih mudah bagiku memberikan servis untuk mereka.
Jadi dengan di topang oleh mereka, mulut dan kedua tangan kugunakan semuanya untuk membelai kontol mereka. Mereka juga dengan sendirinya berganti posisi saat mulutku berhenti melahap kontol. Sehingga kontol mereka secara adil mendapat bagian tangan kanan, mulut dan tangan kiriku. Suamiku sendiri mulai menaikkan tempo genjotannya. Kudengar geramannya yang penuh nafsu mencoba menanyakan pendapatku.
“Gimana sayang rasanya, dinikmati suamimu sambil memberikan kenikmatan buat kontol-kontol lain ?”
“Aaarrrghhh… enak banget sayang, suka banget. Gapapa kan kalo aku minta kaya gini terus ?”
“Boleh sayang, selama kamu bahagia, aku ikut seneng.”
“Maaakasiih yaaaaah sayaaaaang aku. Kamu udah rela memek istrimu dipake barengan.”
“Nikmatin sayang, puasin memekmu. Uuuuuuh, aku mau keluar sayaaaang.”
“Terus sayaaaaang, pejuhin memek istri lontemu ini…. Aaaaaaarrghhh….”
Suamiku kini dengan brutalnya menggenjot vaginaku.
Di hujamkannya kontol suamiku ke depan sampai membuatku harus menahan agar tidak tersedak karena kontol-kontol di depanku makin melesak masuk ke tenggorokan. Tak butuh waktu lama, suamiku serasa mencakar pinggangku saat meraih orgasmenya. 5 hujaman terakhirnya begitu terasa mentok di ruang memekku. Kurasakan ada sekitar 6 semburan sperma yang membasahi liang vaginaku. Aku berhenti sejenak untuk memberikan kenyamanan maksimal untuk suamiku dalam menghayati puncak ejakulasinya. Ketiga pejantan tua itu juga pengertian menunggu dengan sabar.
Setelah dirasa semburan spermanya selesai, dan dia sudah menuntaskan kenikmatannya, dia segera turun dari ranjang, dan kemudian duduk di kursi yang ada di samping ranjang. Tak lupa dia berpesan pada ketiga pejantan tua itu. “Nikmatin aja om, jangan ragu.” Ujarnya sambil merebahkan tubuhnya, memposisikan diri senyaman mungkin melihat pertunjukan seronok istrinya yang menikmati kontol-kontol pejantan tua.
Objek Seksual
Om Robert dan om David yang awalnya tidak seberani om Ivan kini nampaknya mulai luwes untuk menggarap aku di depan suamiku sendiri. Ketiganya sudah tidak canggung untuk memperlakukanku sebagai objek seksual mereka. Bahkan kini om Robert memposisikan aku nungging menghadap suamiku, sementara om David beringsut di bawah tubuhku. Kunaiki tubuh om David, dan dengan layaknya gerakan lambat, kujejalkan batang kontolnya ke memekku. Tentunya tak lupa memasang mimik wajah binal ala lonte high class ke arah suamiku. Setelah kontol om David ambles seluruhnya, kucondongkan tubuhku ke depan, bertumpu di dada om David, agar om Robert lebih leluasa memasukkan batang kontolnya ke anusku.
“Aaaaarrrggh… . Sayang, penuh banget inih.. ”
Kataku manja pada suamiku.
“Kamu suka ga sayang liat istrimu dinikmati cowo-cowo lain ini ?”
Sambungku.
Tak ada jawaban dari suamiku, tapi tampak dia menikmati apa yang tersaji di depannya. Sambil mengelus batang kontolnya sendiri yang masih layu selepas mencapai puncaknya tadi.
Sementara itu om Ivan dengan sabarnya menunggu giliran di sampingku sambil meremasi payudaraku, bergantian dengan om David. Semua orang di ruangan ini sudah mulai cair suasananya, kami masing-masing sekarang sudah fokus dengan tujuan kami, menuntaskan birahi yang tadi sempat tertunda. Yah, meskipun aku sudah mencapai orgasme duluan tadi.
Tapi belum bagi 3 pejantan ini. Yah, kalian pasti paham, dengan 3 pria lawan 1 seperti ini, pastinya aku jadi piala bergilir bagi mereka. Mereka dengan tertib mengganti posisi masing-masing demi mendapatkan semua kenikmatan yang bisa di raih dengan tubuhku. Aku sendiri tak ambil pusing dan terus saja menggoyang kontol siapa saja yang sedang terbenam di kedua lubangku. Sementara di sudut lain sana, ada suamiku yang kini batang kontolnya sudah mengacung tegak kembali dan sedang di elusnya.