Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 40
Membalas nakalku
Kemudian dia mengganti beberapa kali pola getaran yang di hasilkan, sampai dia menemukan suatu pola getaran yang menurutnya menarik. Pola getaran di mana dia akan bergetar panjang selama 15 detik, lantas berhenti selama 5 detik. Di ulang seperti itu terus menerus. Sambil menunjukkan remote, dia berkata padaku sambil tersenyum, “ga ada ketentuan sampai kapan kan ?” Sekaligus menoleh ke om David.
Semua pria nampak kompak mengacungkan jempolnya. Aku hanya bisa menatap lemas ketika mereka kompak “mengerjai” aku. Seakan membalas nakalku ke Handi tadi. Getaran dildo seperti ini rasanya cukup menyiksa, ketika aku merasakan nikmat, kemudian berhenti sejenak. Di naikkan lagi gairahku, lalu berhenti. Seperti itu terus menerus. Kini om Ivan yang kebagian jatah untuk memutar papan, sementara aku dibiarkan dirantai sambil menikmati getaran dildo ini. Jarum papan menunjukkan keterangan “Double Penetration”. Citra nampak shock dengan hasil itu.
Ya, tentu saja. Dengan hasil itu, artinya Citra bakal menerima 2 sodokan kontol sekaligus baik di vagina maupun pantatnya. Om Ivan memanggil Citra. Dia di minta membungkuk sambil bertumpu pada meja di depan sofa. Om Ivan menghampiri koper sex toys tersebut, dan kemudian mengambil 2 dildo dengan ukuran besar. Dildo ini bisa menyala otomatis dengan gerakan seperti adukan.
Jadi ketika dildo tersebut menancap di sebuah lubang, dia akan membuat getaran memutar layaknya sendok teh yang berusaha melarutkan gula. Nampaknya om Ivan masih menikmati game ini, sehingga dia “mewakilkannya” menggunakan dildo. Di tancapkan kedua dildo itu ke lubang vagina dan pantat Citra. Kemudian di pakaikannya Citra celana dalam agar dildo itu tidak keluar.
Terlihat seperti superman
Kini dia nampak seperti Superman yang memakai celana dalam di luar. Disuruhnya Citra duduk di tepi ranjang. Kini Citra terlihat lemas karena nikmatnya “adukan” dildo di kedua lubangnya. Sementara itu, pintu kamar diketuk. Handi lantas menuju pintu kamar, dan membukanya. Ternyata room service yang mengantarkan makanan. Seorang pria yang kutaksir umurnya masih sebaya denganku.
Masuk ke kamar dengan sedikit malu-malu, karena di satu sisi dia harus menunjukkan rasa hormat ke tamu, sementara di sisi lain, dia tertarik melihat secara jelas pertunjukan yang ada di kamar. Melihat ada sekelompok pejantan tua yang sedang menikmati pertunjukan erotis, 2 wanita dengan dildo di lubangnya.
Dia kemudian menghidangkan semua menu makanan yang di bawanya. Cukup banyak memang yang di bawa olehnya. Tempat nasi, 2 mangkuk sup, steak, ikan-ikan dan ayam, serta beberapa menu lain yang tak bisa kulihat detail karena aku juga sedang menikmati dildo yang tertancap ini. Selesai menghidangkan makanan, dia mohon pamit. Namun dicegah oleh om Robert.
“Bentar mas, mau minta tolong.”
Kata om Robert.
“Ya bapak, ada yang bisa dibantu ?”
Tanyanya dengan hormat.
Om Robert lantas menghampirinya, dan kemudian membisikkan sesuatu ke telinga pria itu. Dia nampak mengangguk mengerti akan permintaan om Robert. Setelah om Robert kembali duduk, pria itu kini menghampiriku. Aku yang tidak bisa merubah posisiku tentu saja sedikit malu ketika ada pria asing yang menghampiriku dengan kondisi seperti ini.
Terekspos dengan bebas
Vagina yang sedang tertancap dildo bisa terekspos dengan bebas di depannya. Kini dia bersimpuh di depanku, memandang wajahku, dan secara perlahan kepalanya turun ke selangkanganku. Aku bisa merasakan dia menjulurkan lidahnya ke lubang pantatku. Kemudian dengan tiba-tiba dia colokkan lidahnya ke lubang pantatku, di ikuti dengan gerakan jilatan yang buas.
Tentu saja itu membuat tubuhku jadi melengkung ga karuan. Yang tadinya kupikir dia akan menjilati pantatku dengan lembut, ternyata malah dengan rakusnya menyerang lubang pantatku. Kombinasi gerakan menusuk, dan menyapu ke seluruh penjuru lubang pantatku di lakukannya dengan buas. Aku jadi tambah makin naik gairahnya. Ada sekitar 15 menit dia mengerjaiku.
Sampai kemudian om Robert memintanya berhenti. Dan lantas menanyakan padanya apakah mau gabung di permainan ini. Tentu saja pria itu menerima dengan senang hati. Tapi dia mau minta ijin ke temannya dulu, agar nanti tidak di cari. Om Robert bisa mengerti, namun sebelum dia pergi, om Robert memintanya untuk melepaskan celana dalamnya, dan kemudian menggunakannya untuk menyekap mulutku. Tanpa pikir panjang, segera di lepasnya celana dalam miliknya, dan kemudian memasangkan di mulutku.
Kini aku hanya bisa menggeram ketika merasa kenikmatan itu hadir. Yang tadinya aku lebih bebas untuk mendesah dan teriak, kini hanya geraman yang keluar. Walaupun kebebasanku terenggut, ada satu hal yang kusuka. Bau celana dalamnya punya aroma yang ga bisa kugambarkan. Walaupun bukan wangi, tapi membuat aku nyaman. Aku berpikir mungkin bau kontolnya juga akan sama seperti ini. Setelah selesai, dia ijin pamit keluar dulu.