Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 39
Sesuatu yang melelahkan
Om Ivan dan Handi di baris terdepan, aku dan om David di baris kedua dan om Robert serta Citra di baris ketiga. Lokasi photoshoot sebenarnya tak jauh dari tempat kami menginap, hanya saja jika harus berjalan kaki dan membawa peralatan, tampaknya bakal jadi sesuatu yang melelahkan. Tak sampai 15 menit, kami sudah berada di lokasi photoshoot hari ini. Sebuah areal perkebunan bunga dan tanaman hias yang terbilang luas.
Kami semua turun dari mobil untuk sedikit menghirup udara segar khas pegunungan. Kami di sambut oleh pak Sapto dan pak Naryo, orang yang di percaya mengurus kebun bunga ini. Keduanya lantas membantu Handi menurunkan tas bawaan yang tadi di masukkan oleh Citra. Aku bergidik ngeri ketika mereka lewat di depanku untuk menuju ke mobil. Mereka berdua secara face tidaklah buruk rupa, hanya saja kulit mereka yang gelap mengkilat namun dengan badan yang kekar berotot, membuat imajinasiku melayang.
Kalo saja nanti aku sampai ikutan di garap mereka, entah bagaimana capeknya nanti. Stamina mereka kupikir jelas jauh di atas para pejantan yang menggarapku tadi malam. Usia mereka mungkin tak jauh dengan om-om yang sedang bersamaku.
Selesai menurunkan bawaan dan membawanya ke spot foto yang di inginkan om David, kulihat mereka sedang bercengkrama dengan para pria. Sementara aku dan Citra sebatas ngobrol santai ngomongin tren kosmetik terbaru. Tampak tawa-tawa renyah namun terkesan mesum karena di tengah obrolan mereka, sesekali secara bersamaan mereka menatap ke arah kami berdua.
Spot foto yang indah
Entah apa yang mereka obrolkan. Mungkin kuceritakan dulu tentang spot foto yang akan di gunakan hari ini. Jadi kebun ini bisa di bilang seperti di ujung bukit, jadi kita bisa melihat ke area sekitar yang berada lebih rendah. Tampak kebun bunga lain dan pemukiman penduduk. Selain itu kita juga bisa melihat bukit lainnya yang lebih tinggi.
Angin yang berhembus tentu saja lebih kencang di banding di area hotel, namun tetap sejuk karena memang di daerah pegunungan. Om David, om Ivan dan om Robert kompak mempersiapkan gear mereka dengan Handi sebagai helper multiguna, sementara Citra membongkar baju-baju yang akan di gunakan photoshoot. Keliatan banget lebih dominan gaun tidur, lingerie dan bikini. Ada beberapa yang tampak panjang tertutup di bagian depan, tapi sangat terbuka di bagian belakang. Tak lupa Citra juga membuka set make up yang kulihat sangat-sangat lengkap. Segera Citra memanggilku untuk memoles wajahku.
Selesai memberikan riasan di wajahku, Citra lantas melihat secarik kertas yang berisi daftar pakaian yang harus kupakai hari ini. Pertama, adalah semacam bodycon dengan tali pundak berwarna hitam, dan panjangnya hanya beberapa senti kebawah dari pangkal paha. Bahannya ngepres ke badan, walaupun tidak transparan, tapi tetap bisa menampilkan tonjolan puting jika tak mengenakan bra di baliknya.
Kalau aku membungkuk, sepertinya akan terlihat belahan vaginaku dari belakang kalo ga pake celana dalam. Melihat para pria sedang asyik mempersiapkan gearnya, sementara di dekatku hanya ada Citra, aku tak terlalu ambil pusing mencari tempat untuk berganti pakaian. Tanpa pikir panjang, segera kulepaskan pakaian yang kukenakan, semuanya.