Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 35
Mereka yang belum bisa bebas menikmati tubuhku
Yah, aku paham dengan kondisi ini, photoshoot ini sebenarnya hanyalah kedok mereka untuk menikmati aku. Sebagai alasan agar aku bisa pergi bersama mereka tanpa suamiku. Karena om Robert mungkin masih belum berani secara bebas menikmati tubuhku dengan ijin suamiku. Padahal tanpa di janjikan fee photoshot pun, aku juga bersedia. Tapi ya lumayanlah, bisa nambah uang tabungan sekalian jalan-jalan.
Aku lantas membongkar barang bawaanku dari tas, kukeluarkan semua pakaian yang kubawa dan kumasukkan ke dalam lemari. Kuambil 1 kaos dan hotpants dan kemudian masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Aku keluar dari kamar mandi sambil menenteng celana panjang dan kemejaku, lalu kuletakkan di lemari. Ketika aku akan berbaring di sofa, om Ivan memanggilku,
“eh, kenapa disitu. Sini aja.”
Kata om Ivan sambil menepuk ranjang di sisinya.
Aku pun bangkit, dan kemudian mengambil tempat di samping om Ivan. Tampak dia fokus memandangiku saat berjalan ke ranjang tadi. Pasti dia fokus pada “bulatan boba” yang pasti menerawang di balik kaosku. Ya, karena tadinya aku tak memakai BH, pastinya sekarang aku memakai kaos juga tanpa BH.
Aku pake kaos warna putih yang memang terkesan kekecilan untuk ukuran tubuhku, dan tidak hanya kecil, tapi juga tipis. Wajar kalo “boba” ku membuat tonjolan kecil di kaos. Hotpants yang kupakai juga kecil dan tipis. Untuk di dalam rumah, aku memang lebih suka menggunakan baju seperti ini, selain nyaman menurutku, juga memanjakan mata suamiku tercinta. Dan mungkin memanjakan semua lelaki jika aku memakai pakaian ini di depan mereka. Seperti saat ini.
Merasakan keberadaan adanya tangan lain
Kini aku berbaring di samping om Ivan sambil scrolling media sosial untuk melihat update teman-teman dunia mayaku. Aku menengok story suamiku yang terlihat baru saja memulai perjalanannya. Beberapa menit saja aku berselancar di dunia maya, kutengok om Ivan sudah pulas tertidur. Aku pun sepertinya juga lebih baik istirahat agar nanti ketika om Robert dan om David datang, aku lebih segar dan bersemangat.
Kutaruh ponselku di nakas samping dan kemudian memejamkan mata. Samar-samar di tidurku, aku merasa ada tangan yang merubah posisiku. Aku tak ambil pusing dengan itu, aku tetap melanjutkan tidurku. Kini aku merasa aku tidur dengan kepala berbantalkan tangan seseorang, kepalaku menghadap ketiaknya dan ada tangan lain yang “hinggap” di payudaraku. Aku hanya berpikir ini om Ivan. Bukannya bangun dan menjauh mengambil jarak, aku malah semakin merapatkan tubuhku padanya.
Kudaratkan tanganku ke dadanya yang bidang. Sedikit memberikan sinyal aku nyaman dalam tidurku. Aroma parfum dan tubuhnya sangat menggoda, memang aku suka sekali dengan aroma lelaki seperti ini. Bahkan tak jarang aku suka dengan bau keringat suamiku. Dan mungkin juga keringat laki-laki lainnya. Hihihi…
Aku terbangun sambil menggumam dan menggosok-gosok dada bidang teman tidurku ini.
“Udah bangun ?”
Tanyanya sambil memandangiku dan tersenyum.
“Enak banget boboknya, hawanya sejuk.”
Balasku.
“Masa baru kaya gini enak, enakan mana sama om Robert kemarin ?”
Tanya om Ivan.
“Om Robert ih, pasti cerita-cerita ya ?”
Tanyaku malu.
“Baru 2 aja enak, gimana kalo 3 ?”
Ledek om Ivan.
“Kalo 2 aja enak, berarti 6 atau lebih juga pasti enak.”
Balasku sambil nyengir.
“Emang kuat ?”
Tanya om Ivan terkesan menantangku.
“Yah, kalo perempuan sih diem sambil berbaring juga bisa ngenakin. Roketnya kuat berapa kali.”
Jawabku sambil tertawa ngakak.
“Boleh tuh.”
Jawab om Ivan singkat.