Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 31
Istri Nakal Yang Suka Tantangan (Episode 31)
Royal Win Indonesia Entertainment – Istri Nakal yang suka Tantangan Episode 31 Saat ini kami sudah berada di salah satu hotel di Semarang. Aku tak begitu ingat jam berapa kami tiba di Semarang karena merasa lumayan lelah. Begitu sampai di hotel, aku langsung masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhku, dan kemudian beringsut ke tempat tidur serta menarik selimut untuk menutupi ketelanjanganku. Benar-benar cuek aku saat itu, bahkan tak ku hiraukan suamiku ketika dia berpamitan untuk keluar.
Sepertinya dia bisa memahami dengan gelagatku yang seperti ini. Tanpa menunggu persetujuan dariku, dia langsung meninggalkan kamar hotel. Sepertinya dia langsung ke rumah Alm. mas Erik. Walaupun dia tak pernah berterus terang padaku, tapi sebenarnya aku bisa paham dari apa yang sering dia ceritakan. Mengapa dia langsung memutuskan untuk berangkat ke Semarang saat mendengar mas Erik meninggal. Selain karena mas Erik adalah salah satu orang yang berjasa di hidupnya, mbak Vita juga menjadi salah satu fokus di pikirannya.
Ya, jika mendengarkan dia bercerita tentang Vita, aku bisa menangkap ada sedikit perasaan suamiku pada wanita itu. Entah sebenarnya kabar mas Erik meninggal itu benar benar menjadi berita buruk untuknya, atau malah di anggap sebagai angin segar. Pada dasarnya aku tak masalah jika nantinya akan ada pergumulan panas antara aku, suamiku dan Vita.
Bumbu kemesraan
Tentu saja itu akan menjadi bumbu kemesraan di antara kami. Meskipun aku juga terbersit rasa cemburu jika ternyata suamiku nyaman dengan Vita. Tapi bodo amat pikirku, anggap saja impas. Aku bebas di genjot oleh laki-laki lain, dan dia kubebaskan untuk menikmati wanita lain pula. Selama itu tidak merusak hubungan rumah tangga kami. Anggap saja itu adalah sarana perekat kemesraan di antara kami berdua.
Aku bangun dengan rasa nyaman yang menyenangkan. Kuraih handphone ku yang ada di meja sisi tempat tidur, kulihat sudah jam 8 malam. Dan kusapu pandangan ke seluruh kamar hotel, suamiku belum pulang juga. Aku yang merasa lapar segera menghubungi room service dan memesan beef steak serta segelas orange juice agar diantar ke kamar.
Sambil menunggu pesananku datang, kunyalakan tivi dan menonton film di salah satu channel tv kabel yang tersedia. Tak lupa aku membuka sedikit pintu kamar dan mengganjalnya agar tidak tertutup lagi. Ini kulakukan agar nanti ketika pesananku datang, aku tak perlu beranjak dari tempat tidur dan bisa segera menyantap makananku. Sekitar 20 menit aku menunggu, akhirnya pintu kamar di ketuk.
Mereka asik menikmati ketelanjanganku
Setengah berteriak aku mempersilahkan room boy yang mengantar makanan agar langsung masuk. Dengan hanya ditutupi selimut, kusuruh dia meletakkan makanannya di atas kasur. Namun sialnya, kebijakan hotel membuat aku harus segera membayar pesananku tersebut secara cash. Setelah pemuda tadi meletakkan makanannya, dia menyodorkan bill yang harus di bayar. Mau tak mau aku pun akhirnya memang harus beranjak dari tempat tidur untuk mengambil dompetku.
Dengan bermalas-malasan aku bangkit, tak peduli dengan tubuhku yang telanjang, aku menuju ke koper dan mengambil uang yang ada di dompet. Kulirik pemuda itu sepertinya asyik menikmati ketelanjanganku. Seakan sudah biasa dengan tamu-tamu hotel yang tidak risih telanjang di depan karyawan hotel. Selesai membayar bill pesananku, kuantar karyawan hotel itu sembari menutup rapat pintu kamar. Segera saja kusantap sajian makan malamku ini hingga tak tersisa.