Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 29
Tatapan kebencian
Kini mereka bertiga berdiri di depanku dengan tatapan yang penuh kebencian. Patrick lantas memanggil Felix untuk bergabung bersama mereka. Patrick memulai dengan sebuah tamparan yang keras di pipi kiriku. Hal itu kemudian juga di ulangi oleh Han, Chris dan Felix. Felix yang hanya ikut perintah Patrick sepertinya tidak mengeluarkan seluruh tenaganya. Kurasakan sakit di pipi kiriku karena tamparan mereka berempat.
“Kalian Bajingan… “
Teriakku.
Aku terus meronta-ronta, berusaha lepas dari kaitan ini.
“Beri dia hukuman”
Ucap Patrick kepada Han dan Chris, lalu berlalu pergi masuk ke villa.
Sementara Chris sekarang yang memimpin untuk memberiku “hukuman” sesuai instruksi Patrick. Di tamparnya aku bolak balik di seluruh wajahku. Kemudian berganti oleh Han dan Felix. Aku yang kesakitan hanya bisa menunduk lesu, menahan sakit di wajahku karena perlakuan mereka. Patrick muncul dari dalam villa, membawa sebuah kain panjang berwarna hitam.
Langsung menghampiriku, dan kemudian mengikatkannya di mulutku sehingga kini aku tak bisa bicara. Aku yang tidak terima pun juga hanya bisa menggeram tak jelas. Sekarang di sini aku terduduk di kursi, terikat di tangan, kaki dan mulutku. Patrick kulihat sekarang berjalan menghampiri istriku, tanpa belas kasihan kemudian menariknya bangun.
Istriku yang mungkin masih kelelahan karena orgasme tadi pun hanya bisa terkaget-kaget diperlakukan sedikit kasar seperti itu. Patrick menariknya, setengah menyeret agar istriku berdiri di depanku. Patrick kemudian mengajak Han agar memegangi kedua tangan istriku. Sementara istriku yang tidak tahu apa-apa pun meronta-ronta berusaha melepaskan diri.
Aku yang masih terikat
“Kamu kenapa mas ?”
Tanya istriku dengan terisak.
Aku yang di ikat mulutnya pun tak bisa menjawab pertanyaan istriku. Chris lantas mendekati istriku, dan kemudian membelai puting payudara istriku sambil tersenyum ke arahku. Plaaaaakkk.. Tiba-tiba payudara kanan istriku di tampar dengan keras oleh Chris. Meninggalkan bekas merah di permukaan kulitnya. Kemudian dia berputar, berdiri di belakang istriku. Di remasnya payudara istriku dari belakang, kemudian dengan gemasnya terus di remas sambil sesekali di tariknya kedua puting itu. Istriku hanya bisa terisak memohon mereka menghentikan aksinya.
Felix yang sepertinya paham bahwa situasi sudah tidak menguntungkan lagi bagiku menambah petaka malam itu. Tanpa di perintah dia kemudian menghampiri istriku, jongkok di depannya dan kemudian mengelusi vagina istriku. Kini di depanku tersaji pemandangan istriku yang sedang telanjang bulat, di kelilingi oleh 4 pria yang siap menerkamnya.
Chris di belakang meremasi kedua payudaranya, Felix kemudian menjilati vaginanya, sementara Patrick dan Han memegangi kedua tangannya. Aku yang memang dari tadi sudah tersulut emosi tentu saja marah melihat apa yang tersaji di kedua mataku. Namun sepertinya batang kontolku mengkhianati kemarahanku. Melihat istriku di lecehkan seperti itu, batang kontolku justru mengeras maksimal. Dan apesnya Patrick melihat hal itu. Sambil tetap memegangi tangan istriku, dia pun kemudian berkata pada istriku,
Sang suami yang terangsang
“Bu Rossa, sepertinya suami anda terangsang melihat istrinya dicabuli.”
Sambil tertawa senang dia berkata hal itu pada istriku.
“Sudah, tolong lepasin. Maafkan kami”
Istriku kembali memohon sambil terisak.
“Bu Rossa, tolong lepaskan celana suamimu, kasihan nanti bengkok kontolnya ketahan sama celana. Hahaha.. ”
Perintah Patrick pada istriku.
Di tariknya istriku agar lebih mendekat padaku. Kini istriku sedang bersimpuh di depanku yang masih terikat, kemudian dengan takut-takut di lepasnya celana sampai mata kaki. Kini keluarlah batang kontolku sehingga dapat di lihat oleh mereka, tegangnya kontolku saat ini.
“Coba berikan sedikit kenikmatan pada kontol suamimu bu Rossa.”
Perintah Patrick.
Istriku yang masih di hantui rasa ketakutan hanya bisa menuruti perintah Patrick. Sambil malu-malu di pegangnya batang kontolku, dan di belainya perlahan. Tangannya naik turun lembut mengocok kontolku. Di selingi dengan jilatan dan sedotan hangat mulutnya. Aku yang di perlakukan seperti itu hanya bisa menggeram dan meronta-ronta.
Secara perlahan tempo sedotan dan belaian tangan istriku makin cepat hingga kurasa aku sudah akan mencapai puncak. Makin cepat kini tempo oral seks yang di berikan istriku, aku makin blingsatan tak jelas. Ya, aku akan klimaks karena hangatnya mulut istriku. Tepat saat aku akan mencapai puncak, istriku menghentikan kegiatannya. Dan kemudian ambruk di depanku.