Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 20
Tekanan yang saling menguntungkan
Kurasakan payudaraku tergencet di antara tubuh kami berdua, sementara area memekku rasanya seperti tertekan benda tumpul yang keras. Yang mana tentu saja benda tumpul itu adalah kontol pak Karyo yang memang sudah tegang sempurna kembali, setelah tadi berhasil menyemburkan laharnya. Digesek-gesekkan tubuh kami berdua olehnya, sehingga menghasilkan tekanan-tekanan yang saling menguntungkan.
Dimana dia menikmati “tekanan” payudaraku, sementara aku juga menikmati “tekanan” kontolnya di area memekku. Meskipun tentu saja masih terbalut handuk yang menutupi tubuhku. Terdengar dia membisikkan sesuatu yang jelas membuat memekku makin berkedut. Hembusan nafasnya membuatku menggelinjang,
“nikmati aja batang kontolku dek, kamu bakalan puas”.
Bisik pak Karyo.
Di putarnya posisi kami berdua sehingga kini posisi kami bergantian. Di lepaskan pelukannya, dan kemudian gantian kini dia duduk di ranjang. Dia bertumpu dengan kedua tangan yang ditarik agak ke belakang. Sehingga kini dia terlihat setengah berbaring, sambil bertumpu dengan kedua tangannya. Posisinya ini membuat batang kontolnya yang tegak terekspos dengan sangat jelas oleh kedua mataku.
“Ayo di buka dek…”
Perintahnya.
Aku yang seperti terhipnotis tanpa jawaban sama sekali kemudian mengendurkan ikatan handuk yang menjadi satu-satunya penutup tubuhku. Ikatan yang kendur itu praktis membuat handuk itu meluncur jatuh dan membuat tubuhku kini telanjang sempurna di depan Pak Karyo.
Dendam
Aku masih memunculkan kesan malu-malu saat ini. Terbersit rasa “dendam” pada pak Karyo dan aku ingin membalasnya. Sengaja aku menampilkan sisi malu-malu ku saat ini, nantinya begitu masuk ke sesi utama, akan kutunjukkan padanya seberapa juaranya rasa memekku untuk kontolnya. Kupastikan spermanya akan ku peras dengan penuh nafsu.
Aku tetap berdiri mematung, menunggu instruksi pak Karyo. Aku melihat ke arahnya, dan dengan isyarat kepalanya aku paham apa yang di inginkannya. Perlahan aku bersimpuh di depannya, dengan tanganku bertumpu di kedua lututnya. Kemudian dia mengangguk seakan memberikan persetujuan kepadaku.
Tanganku kemudian kutempatkan di atas batang kontol itu dan kemudian menggenggamnya. Mulai kuayunkan tanganku dengan irama pelan, memberikan kenikmatan ke seluruh batang keras itu. Kocokan tanganku sedikit terbantu dengan licinnya batang kontol itu yang mana tadi telah dibalur dengan sperma pak Karyo. Pandanganku terpusat pada batang kontol yang kini sedang kugenggam. Kini kukerahkan kedua tanganku untuk memberikan kombinasi sempurna sebuah pijat sensual pada kontol pak Karyo.
Dengan telaten kucoba memberikan rasa nikmat terbaik pada pak Karyo, dimana selanjutnya bibirku ikut terjun juga menyuguhkan hisapan pada lubang kencingnya. Pak Karyo mulai mengeluarkan geraman karena aksiku ini. Namun tangannya masih tetap digunakannya untuk bertumpu, tanpa sedikitpun berubah posisi, yang mana bisa saja tangannya digunakannya untuk membelai tubuhku yang polos tanpa sehelai benang ini.