Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 20
Pak karyo menikmati suasana klimaksnya
“Pak Karyoooo…”
Aku dengan tiba-tiba membuka pintu kamarnya, masuk ke kamar itu sambil meneriakkan namanya.
“Kyaaaaaaaaaaa…”
Aku pura-pura kaget melihat ketelanjangan pak Karyo, yang saat itu sedang menikmati klimaksnya.
Kututup kedua mataku, namun tetap tak beranjak pergi dari tempat itu. Aku hanya berdiri mematung dan sambil menutup mata. Sialnya bukan ekspresi kaget yang kuterima. Pak Karo dengan santainya menikmati klimaksnya sambil meneriakkan namaku.
“Dek Rossa… Aku bakalan ketagihan memek kamu sayaaaaaaaang…”
Desah pak Karyo.
Aku dengan mengintip dari sela-sela jariku, sama sekali tak kulihat ada ekspresi kaget yang tergambar di wajahnya. Bahkan yang bikin aku tertegun adalah ketika spermanya di balurkan ke seluruh batang kontolnya, meskipun dia tahu aku sedang berdiri di dekatnya. Tidak seperti harapanku yang mana dia akan kaget dan kemudian gelagapan untuk menutupi ketelanjangannya.
Aku masih tetap dalam posisiku saat ini, aku mendengar sepertinya dia beranjak dari ranjangnya, dan rasanya dia akan menghampirku. Kuintip lagi dengan merenggangkan jari-jari yang menutupi wajahku. Benar saja, dia menghampiriku dan bahkan tanpa menutupi batang kontolnya yang berayun-ayun.
Kurasakan dia menyentuh kedua pundakku, dan sepertinya dia mengarahkan aku untuk berubah posisi. Aku yang memang hanya pura-pura kaget menuruti petunjuknya. Di dudukkannya aku di ranjang kamarnya. Perlahan dia mencoba menggapai kedua tangan yang sedang menutupi wajahku. Di letakkannya kedua tanganku di pahaku, sementara aku masih berusaha menutup mataku.
Pak Karyon di depan sambil memajangkan barangnya
“Dek Rossa…”
Panggil pak Karyo.
Kubuka mataku perlahan.
“Dek Rossa pengen nyobain ini kan?”
Tanya pak Karyo yang membuatku shock.
Kenapa dia malah sesantai ini. Posisiku yang sedang terduduk di ranjangnya, sementara pak Karyo berdiri tepat di depanku membuat batang kontolnya pas di depan kedua mataku.
“Sini dek, ga usah takut. Nanti saya bakal pelan-pelan kok. Aman deh pokoknya.”
Timpal pak Karyo.
Kulihat batang kontol yang mengkilat karena baluran sperma itu, posisi yang sangat erotis dimana aku dengan jelas melihat batang kontol itu membuat memekku berdenyut lembut. “Sini dek, dielus pelan-pelan aja dulu. Biar terbiasa.” Kata pak Karyo sambil menarik tanganku dan memposisikannya ke batang kontol itu.
Dituntunnya tanganku untuk mengocok batang itu dengan penuh keramahan. Kulihat senyum mengembang di bibirnya ketika aku harus mendongak menatap wajahnya. Dengan ekspresi yang malu-malu, aku tetap mengocok kontolnya itu sesuai arahan dari tangannya.
“Pelan-pelan aja gpp dek, ga usah terburu-buru. Biar sama-sama nanti kita dapatkan kepuasan.”
Ucap pak Karyo.
“Saya tahu dari awal dek Rossa menghampiri kamar ini. Jarak antara pintu dan lantai kamar ini membuat saya bisa melihat adanya pergerakan di depan kamar ini. Karena bayangannya akan bisa terlihat dari jarak pintu dan lantai itu. Saya sendiri sengaja untuk tetap melanjutkan onani saya, karena saya liat dek Rossa sangat menikmati live show dari saya.”
kata pak Karyo.
“Makanya saya ga kaget kalau kemudian tiba-tiba dek Rossa masuk ke kamar ini dan akhirnya bisa melihat kontol saya secara langsung. Dek Rossa kalau mau ngicipin atau nyobain sih ga perlu pura-pura gitu. Dek Rossa kalo bilang terus terang pasti saya kasih.”
Tambah pak Karyo.
Penjelasan pak Karyo membuat aku merasa di skakmat dengan sangat tragis. Skenario yang kubuat demi menutupi rasa horny dan penasaranku ternyata terbongkar. Aku jadi malu karena pada akhirnya aku ketahuan memang menginginkan kontol itu. Pak Karyo kemudian menuntunku untuk berdiri, dan kemudian memeluk tubuhku.