Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 18
Imajinasi Istri Nakal yang suka tantangan
Kulepaskan seluruh pakaianku, kemudian sejenak berkaca di cermin kamar mandi. Imajinasi nakalku mulai menggelora, membayangkan aku telanjang di saksikan pria-pria yang ada di sini. Kemudian aku lanjut mandi, untuk bisa bersiap di photoshoot sore ini. Setelah aku selesai mandi, dan keluar dari kamar mandi, kudengar ketukan di pintu kamar. Aku yang masih berbalut handuk pun membuka pintu kamar tersebut. Biarlah nanti kupakai pakaianku. Ternyata pak Robert yang mengetuk pintu.
“Loh, udah mandi ?”
Tanya pak Robert.
“Iya pak, gerah.”
Jawabku sekenanya.
“Oke lah, udah siap ?”
Tanya pak Robert.
“Aku pakai baju dulu ya pak”.
Jawabku.
“OK, ini kostum untuk photoshoot sore ini.”
Kata pak Robert sambil menyerahkan kostumnya.
Pak Robert menyodorkan sebuah paperbag bertuliskan brand terkenal sebuah pakaian dalam. Aku pun menerimanya dan menutup kembali pintu kamar. Kubuka paperbag tersebut, dan kulihat sebuah lingerie hitam yang cukup transparan.
Kupakai tanpa menggunakan dalaman sama sekali karena kupikir akan aneh bila aku menggunakan pakaian dalam bersama dengan lingerie ini. Aku mematut diri di depan cermin kamar. Melihat diriku berbalut lingerie hitam sexy yang menggoda. Aku sedikit berlenggak-lenggok mencoba beberapa pose yang aku lihat di majalah-majalah wanita.
Setelah aku merasa siap, aku pun keluar kamar. Kulihat di ruang tengah tidak ada orang sama sekali. Aku pun berjalan pelan-pelan menuju ke pintu utama villa, mencoba mencari mereka meskipun masih sedikit malu dengan pakaian yang aku gunakan. Ternyata mereka sudah ada di halaman depan, lengkap dengan peralatan yang sudah tertata.
“Langsung kesini aja.”
Panggil pak Robert.
Merasa malu karena harus tampil Vulgar
Aku yang masih berusaha jaim pun kembali masuk ke kamar untuk mengambil handuk sebagai penutup tubuhku. Yah, naif memang. Toh aku di sini memang sudah sepenuhnya sadar bahwa aku akan di foto sensual. Tapi tetap saja aku masih menyimpan rasa malu jika harus tampil vulgar. Apalagi ada 6 cowok yang di bawa oleh pak Robert. Aku menuju ke halaman depan yang cukup luas itu. Aku berdiri diam menunggu instruksi dari pak Robert. Kulihat Edi dan Anwar membantu pak Robert menyiapkan peralatan yang diperlukan, sementara yang lain duduk bersila beralaskan rumput.
“Kamu minum dulu deh, biar ga tegang gitu.”
Perintah pak Robert.
Kulihat ada sisa 1 botol air mineral di meja, sementara yang lain sudah menenteng botolnya sendiri-sendiri. Kubuka segel botol tersebut, kemudian menghabiskan setengah botol tersebut. Yah, mungkin aku terlihat tegang tanpa aku bisa mengetahuinya. Jelas saja, di balik handukku aku hanya menggunakan lingerie tanpa dalaman, sementara sebentar lagi, tubuhku akan di lihat pria-pria ini.
Di area itu sudah siap properti untuk pemotretan sore ini. Sebuah set meja kursi taman dengan model industrial.
“Yuk, langsung aja. Duduk di bangku. Jangan lupa dibuka dulu.”
Perintah pak Robert.
Aku pun menuruti perintahnya. Kubuka handukku perlahan, sedikit ingin menggoda para pria disini. Kulihat mereka terkesiap ketika handuk itu terlepas dari tubuhku. Lingerie hitam yang membalut tubuhku menghipnotis mereka. Aku pun menuju bangku taman tersebut.
Memulai pose-pose simple dengan balutan lingerie ini. Beberapa kali pak Robert harus menghampiriku, membenarkan posisi tubuhku agar sesuai dengan pose yang di inginkannya. Setiap kali proses itu, tak jarang pak Robert menyenggol susuku atau area vaginaku.
Aku yang mendapatkan perlakuan seperti itu tak menampik bahwa aku pun horny merasakan gesekan-gesekan kulitku dengannya. Bahkan ada kalanya pak Robert merapikan posisi bulu jembutku yang keluar dari area penutup lingerieku.