Istri Nakal yang suka tantangan Episode 4
Perlahan tapi pasti
Aku masih malu ketika kimonoku mulai terbuka di bagian tengahnya, di bagian bawah masih kutahan dengan tanganku agar memekku tak terlihat. Mas Harno pun kini memutar tubuhku, membuatku menghadap dia.
Tanganku yang masih menahan kimonoku pun di tuntunnya kesamping. Membuatku melepas kimono yang kugunakan untuk menutupi memekku. Kini di bukanya kimono yang sudah terlepas talinya itu sepenuhnya, jatuhlah kimono itu ke lantai.
Kini, aku telah telanjang bulat di depan seorang pria untuk pertama kalinya, di depan suamiku. Aku masih reflek menutupi memekku agar tak terpampang di depan mas Harno. Oleh mas Harno di tuntunnya tanganku untuk kembali ke samping tubuhku.
Tanpa harus melihat ke cermin, aku sudah yakin saat ini pasti mukaku merah seperti kepiting rebus menahan malu. Karena memang baru kali ini ada seorang pria yang melihat gundukan memekku yang di tumbuhi bulu jembut yang lebat. Ya, bulu jembutku memang kubiarkan lebat meskipun tetap aku potong ketika sudah terlalu panjang.
Aku memang tipikal wanita yang lebih suka memekku di tumbuhi bulu jembut yang lebat. Aku merasa memek yang gundul akan menyakitkan ketika menggunakan CD apabila mulai tumbuh jembutnya. Maka dari itulah kenapa bulu jembutku selalu lebat.
Telanjang bersama Istri nakal yang suka tantangan
Kini kami berdiri berhadapan dengan sama-sama bertelanjang bulat. Di rengkuhnya tubuhku mendekat kearah mas Harno. Di peluknya tubuhku dengan hangat, sambil di usap-usap punggungku dengan lembut. Aku merasakan batang kontolnya menyodok-nyodok memekku ketika kami berpelukan mesra.
Aku kadang harus memundurkan pinggulku agar batang kontol itu tak bersentuhan dengan memekku. Mas Harno mengetahui tindakanku, di raihnya pantatku kemudian di tekan ke arah tubuhnya agar tubuhku lebih merapat ke tubuhnya. Kini batang kontol itu berada dalam posisi vertikal, tegak keatas tergencet tubuh kami berdua.
Jantungku berdegup keras ketika aku merasakan hangatnya kontol mas Harno menyentuh memekku. Meskipun selama pacaran kami selalu menggesekkan alat kelamin kami, tapi semua itu selalu terdapat penghalang yang masih aku pakai, yaitu CD ku.
Ternyata sejak pertama masuk kamar, mas Harno masuk ke kamar mandi untuk mengisi air di bathtub. Di tuntunnya aku masuk ke dalam bathtub, kemudian mas Harno berbaring lebih dulu di bathtub itu, di tariknya tubuhku agar berada di atas tubuhnya.