Istri Nakal yang suka tantangan Episode 3

Menikmati aksi kami berdua

Cukup lama aku melakukan aksiku, sampai mas Harno kudengar menggeram nikmat. Ya, dia akan KELUAR. Kupercepat kocokan kontolnya dengan susuku, sampai akhirnya aku merasakan semburan peju muncrat ke area susuku. Ada sekitar 8 semburan peju mas Harno mengguyur kedua susuku.

Kulihat dia tersenyum lepas, menikmati puncak birahinya. Aku pun tersenyum senang, sudah memberikan hadiah spesial untuknya. Kugoda dia dengan meratakan pejunya ke seluruh area susuku. Lantas aku bangkit untuk membersihkan diri ke kamar mandi. Setelah dari kamar mandi, aku berbaring di sampingnya.

Kubisikkan dengan lembut di telinganya “selamat ulang tahun sayang…” di balasnya dengan kecupan mesra di keningku. Di dekapnya erat tubuhku, kemudian kami berdua tertidur sambil masih berpelukan. Tak terasa sudah 2 jam kami tertidur. Aku terbangun karena merasakan geli di kedua susuku. Ternyata mas Harno sudah bangun duluan dan menjilati kedua susuku.

Kali ini dia memperlakukan kedua susuku lebih lembut. Di jilatinya, di sedot-sedot putingnya, sambil secara pelan meninggalkan jejak-jejak cupangan di susuku. Kudekap kepalanya agar wajahnya semakin terbenam di belahan susuku.

Dia bangkit, memposisikan tubuhnya di atas tubuhku. Di telusurinya tubuhku dari mulai kepala, turun ke bagian dada, kemudian turun ke perutku dan bermain-main di sana. Kembali mas Harno bersiap untuk memelorotkan pertahanan terakhir milikku, yaitu celana dalamku.

Intensitas semakin memuncak

Aku selalu sigap untuk hal ini, sekalipun dalam kondisi terhanyut oleh gelombang birahi, alam bawah sadarku selalu seakan mengingatkan apabila CD ku dalam kondisi terancam untuk dilucuti. Aku menggeleng memberikan kode kepada mas Harno untuk tidak melanjutkan perbuatannya. Lagi-lagi dia juga mau mengerti.

Akhirnya di rengkuhnya tubuhku, sambil di gosokkan kontolnya ke memeku yang tetap terbungkus CD ku. 15 menit dia melakukan aksinya, sampai aku melihat dia sudah dalam kondisi siap crot. Kuraih kepalanya, kini aku yang berganti dalam mode buas kepadanya. Kuhisap bibirnya, kuraih lidahnya dengan lidahku. Lidah kami seperti bergelut di dalam mulutnya.

Tak lama, dia menggeram menandakan puncak birahinya datang. 6 kali semburan pejunya di tuang di atas perutku. Puas menyemprotkan peju, dia tergeletak lemas di sampingku. Kubersihkan kontolnya dengan tissue dari sisa-sisa pejunya yang keluar. Sampai saatnya aku pulang, sekitar jam 8 malam, tak terhitung lagi bekas cupangan yang ada di susu dan leherku.

Pages: 1 2 3 4 5

You may also like...