Istri Nakal yang suka tantangan Episode 02
Napsu semakin panas karena terbawa suasana
Tapi ternyata dorongan birahi membuat pertahananku runtuh. Aku pasrah ketika mas Harno mulai melepas jilbab dan celana jeansku. Dia berhenti sejenak ketika aku praktis hanya mengenakan bra berbalut kaos lengan panjang dan celana dalam yang masih kukenakan. Di lihatnya aku dalam keadaan malu-malu kucing dengan kondisi itu. Di tuntunnya aku ke kamar mandi, dan di mintanya aku untuk melucuti semua pakaiannya. Aku sedikit ragu untuk melanjutkannya ketika mas Harno tinggal mengenakan celana dalam saja. Pertama kali ini aku melihat tubuh mas Harno hampir bugil. Perutnya memang sedikit buncit, karena memang mas Harno jarang berolah raga, sementara dia sedikit gemar makan di tengah malam.
Tinggal tersisa celana dalam, kini dia yang melucuti pakaianku. Di lepasnya kaos lengan panjangku, kini tubuhku terpampang di depannya hanya mengenakan setelan bra dan celana dalam hitamku. Di lepasnya kaitan braku, dan secara perlahan membuka bungkus terakhir dari kedua bongkahan susuku. Dia takjub melihat kedua susuku dalam keadaan polos tak berpenutup. Ya, ukuran susuku memang terbilang besar, nanti akan kuceritakan ukuran tepat dari kedua susuku, saat mas Harno baru mengetahui ukuran bra ku. Aku mencegahnya ketika dia akan melepas pertahanan terakhirku, yaitu celana dalamku. “Jangan di buka ya mas.” ucapku sembari mencegahnya untuk melepas CD ku. Ternyata tanpa malu-malu di lepasnya celana dalam yang masih menempel di tubuhnya.
Cuaca yang mendukung membuat suasana semakin hangat
Sore itu kami mandi berdua, dengan aku masih mengenakan celana dalam, yang pada akhirnya membuatku pulang tanpa celana dalam karena basah. Kami saling menyabuni tubuh kami, dan tentu saja area susuku mendapatkan porsi waktu lebih lama untuk mendapatkan treatment. Selesai mandi, aku pinjam boxer milik mas Harno untuk kukenakan, kusimpan celana dalamku yang basah ke dalam kantong plastik, lalu kumasukkan ke tasku. Selama di rumah mas Harno waktu itu, aku hanya mengenakan boxer dan kaos lengan panjangku. Mas Harno memintaku untuk tidak perlu memakai kembali bra ku, aku turuti permintaannya. Kami tiduran berdua di kamar mas Harno sambil bercerita kegiatannya selama di luar kota. Kami tidur menyamping berhadap-hadapan sehingga kami dapat melihat wajah masing-masing saat mas Harno bercerita.
Cuaca saat itu sepertinya memang kebetulan terkondisikan untuk dapat merasakan kehangatan tubuh pasangan kami. Hujan turun dengan derasnya, sehingga membuat hawa dingin menyelimuti tubuh kami berdua. Kami semakin merapat menempel, dan berpelukan cukup lama sambil mas Harno melanjutkan ceritanya. Dia bilang kangen banget ketika meninggalkanku selama 3 hari ke luar kota. “Aku juga kangen kamu mas” ucapku padanya. Kukecup bibirnya, sambil merengkuh lebih rapat tubuhnya.