Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 9

Karena kelabilanku

Aku masuk kamar mandi sambil bugil kemudian jongkok untuk buang air. Hampir saja aku terpeleset saking aku terburu-buru menahan pipis yang bergejolak. Sampai-sampai aku lupa menutup pintu kamar mandi. Seeeeeerrr…. Seeeeeerr… memekku jadi ikut geli merasakan derasnya kencingku yang keluar.

Kubersihkan memekku setelah aku puas buang air yang menyiksaku tadi. Aku bangkit dan akan keluar dari kamar mandi tapi tertahan karena suara ketukan pintu.

“Tok.. Tok.. Tok… “

Suara ketukan pintu.

Aku menahan laju langkahku, tak mungkin aku keluar dari kamar mandi dengan posisi seperti ini.

Bajuku tadi kulempar ke sofa di ruang keluarga, sementara saat ini aku tak pakai busana sama sekali. Keluar untuk mengambil bajuku yang ada di sofa jelas tak mungkin. Orang yang mengetuk pintu itu pasti akan melihat ketelanjanganku ketika aku mengambil bajuku di ruang tengah.

Kemana mas Harno, pikirku. Ga mungkin juga yang mengetuk pintu ini mas Harno, ngapain juga dia ketuk-ketuk pintu. Aku antisipasi kalau-kalau orang lain yang mengetuk pintu. Kujulurkan kepalaku untuk mengintip siapa yang datang.

Kulihat ada 2 pria tua yang menunggu penghuni rumah keluar. Umurnya mungkin sekitar 60-an lebih. Aku panik sementara mereka sudah mengetuk pintu ketiga kalinya saat itu karena tak ada jawaban dari dalam. Kubalik pintu kamar mandi, berharap ada handuk atau barang lain yang bisa menutupi ketelanjanganku.

Aku bernafas lega ada handuk di balik pintu kamar mandi. Segera kupakai handuk itu untuk menutupi tubuhku. Tapi aku kembali terhenti melihat diriku, handuk ini cukup kecil, bahkan aku jinjit sedikit saja pasti area memekku akan kelihatan. Tapi mau bagaimana lagi, hanya ini yang bisa kupakai. Akhirnya aku keluar dari kamar mandi dengan handuk itu, hati-hati aku melangkah menuju pintu depan. Selain karena takut lilitan handukku terlepas, langkahku yang sembrono memungkinkan area memekku terlihat jelas oleh mereka.

“Ada apa ya bapak-bapak ?”

Tanyaku pada mereka yang melongo dengan penampilanku.

“Ini bu, kami yang kebagian ronda malam ini. Waktu kami lewat sini, kok pintunya kebuka. Sementara pagar juga ga ditutup. Kami mau mengingatkan aja karena ini sudah cukup malam. Antisipasi keamanan bu. Kami kan tahu ini rumah yang disewakan pemiliknya. Takutnya penyewa lupa untuk tutup pintu dan pagar.”

Jelas salah satu dari mereka.

“Oooh, maaf pak. tadi saya sama suami habis jalan-jalan di warung sate kambing. Saya turun duluan karena kebelet pipis. Sampe bapak-bapak ketok pintu ini tadi. Saya juga malah ga tahu nih suami saya kemana.”

Kataku pada mereka menjelaskan.

“Ya udah bu, kami tunggu disini aja ya bu. Mudah-mudahan suami ibu cepet balik.”

Ucap salah satu dari mereka.

“Baik pak, terima kasih. Duduk aja dulu pak. Saya mau ganti baju dulu”.

Sambil mempersilakan mereka duduk di kursi teras depan.

Hal yang tidak di inginkan terjadi

Ketika aku berbalik akan masuk ke dalam rumah, aku terjerembab ke depan tanpa aku tahu sebabnya. Seperti ada yang menarikku dari belakang di bagian bawah handukku. Aku terbaring lemah merasakan badanku sakit karena jatuh tadi. Mereka yang kaget segera melongok ke dalam rumah, melihatku terbaring lemah tak berdaya.

“Kenapa mbak ?”

Mereka menghampiriku sambil memeriksa keadaanku.

Aku yang masih merasakan kesakitanku tak menyadari bahwa saat ini mereka mellihat dengan jelas tubuhku secara sempurna tanpa terhalang sehelai benangpun. Ternyata setelah aku menata kursi depan tadi, handukku tersangkut paku di sudut jendela depan. Paku itu sebenarnya tidak terpakai, sudah di lengkungkan demi keamanan. Tapi karena masih ada celah di bagian ujungnya, entah karena apes atau apa, handuk yang kupakai nyangkut di paku itu.

“Ga tahu pak, tiba-tiba kaya ada yang narik dari belakang.”

Jelasku pada mereka.

“Aaaaaaaaaaawww…”

Aku teriak setelah menyadari bahwa handukku telah lepas dari tubuhku.

Malu sekali aku di depan mereka tanpa pakaian sama sekali. Kusilangkan tangan kananku di dada, dan tangan kiriku menutupi area memekku. Meskipun hal itu tak banyak membantu menutupi ketelanjanganku. Mereka kaget dengan teriakanku, kemudian salah satu dari mereka mengambilkan handukku, lalu menutupkan-nya di badanku.

Mereka membantuku untuk berdiri, sambil memegangi handuk yang hanya bisa menutupi bagian depan tubuhku. Aku di papah untuk berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Di dudukkan aku di sofa itu, dengan bersandar penuh ke belakang, dan kakiku di bantu agar bisa berselonjor. Handuk yang hanya di tutupkan ke tubuhku itu sedikit melorot di bagian atas yang membuat bongkahan susuku menyembul. Mereka terhenyak dengan posisiku yang lemah itu. Istri Nakal yang suka tantangan

“Makasih ya pak udah dibantu. Masih sakit banget ini.”

Kataku sambil merintih karena kesakitan.
Pages: 1 2 3 4 5 6

You may also like...