Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 9

Menikmati kebersamaan

Akhirnya kami berangkat mencari makan malam dengan mengitari daerah itu. Mencari tempat makan dan menu yang pas untuk kami nikmati sebagai hidangan makan malam ini. Setelah mendapatkan tempat dengan menu yang pas dengan selera kami, akhirnya mas Harno meminggirkan kendaraannya. Sebuah warung makan dengan bahan utama kambing, dengan berbagai varian turunannya. Kami mengambil tempat duduk di pojok, yang bisa melihat pemandangan ke luar. Sungguh nuansa yang romantis dimana kita bisa melihat kelap-kelip lampu kota kami yang ada di bawah.

“Wah, permainan seru dimulai dari sini nih.”

Pikirku melihat berbagai makanan yang tampil di menu makanan.

Aku dan mas Harno sepakat untuk memesan sate kambing ukuran jumbo, teh hangat dan sebakul nasi. Kami berdua bisa dikatakan memiliki porsi makan yang besar, meskipun tidak selalu seperti ini. Kebetulan kami memang hanya sarapan setelah sampai di pasar tadi, dan tak sempat makan siang karena merasa belum lapar.

Udara yang sejuk dan tak ada aktivitas yang berarti, membuat kami tak merasa lapar. Kami menghabiskan waktu tunggu hidangan kami tersaji dengan membicarakan arah bisnis mas Harno ke depan. Aku ungkapkan keinginanku pada mas Harno, bahwa aku ingin terlibat di bisnisnya, sesuai dengan kemampuanku.

Tapi mas Harno tak setuju, dia tak mau istrinya terekspos terlalu banyak dalam bisnisnya. Apalagi harus bertemu dengan pria-pria yang terlibat di bisnis propertinya. Baik itu karyawannya sendiri, ataupun klien dan calon pembeli. Sebetulnya aku sedikit kecewa dia tak menyetujui keinginanku.

Dari sudut pandangku

Tapi aku pikir dari sudut pandang lain, suamiku betul-betul mencintaiku, sampai dia tak ingin ada celah baik untuk aku ataupun orang lain, membuat sebuah hubungan terlarang. Padahal aku murni ingin terlibat di bisnisnya dengan niat membantu pekerjaannya, bukan karena hal lain yang negatif. Aku tersenyum bahagia mendengar penjelasannya.

Suamiku memang seorang yang cerdas, baik dalam memecahkan masalah maupun mencari jalan keluar. Tak heran kalau bisnisnya berkembang pesat bahkan di umurnya yang belum genap 30 tahun. Success Before 30 katanya. Nanti dia akan menghubungi rekannya yang ada di Jakarta untuk mempersiapkan semuanya. Mulai dari membangun lokasi bisnis, sampai dengan pembelian sarana dan prasarana, serta perekrutan karyawan dan tenaga pelatih.

Dia menyarankan aku untuk ikut terlibat penuh dengan rekannya, agar bisa sesuai dengan keinginanku. Aku juga bisa belajar banyak dari rekan mas Harno selama proses itu. Aku menyetujuinya.Sampai akhirnya makanan yang kami pesan di bawa menuju ke meja kami berdua. Di hidangkan oleh gadis muda yang mungkin anak dari pemilik warung. Parasnya manis dengan kuncir kuda di rambutnya.

“Silakan Menikmati, jangan sungkan panggil saya kalo ada yang dibutuhkan.”

Tutupnya setelah menyajikan pesanan kami.

Akhirnya kami segera menghabiskan hidangan yang telah tersaji. Tak banyak yang bisa kuceritakan saat kami menikmati makanan kami, hanya obrolan ringan seputar rencana bisnis untukku itu. 2 jam kami makan dan bersantai di warung itu, kami putuskan untuk balik ke rumah sewaan kami.

Hawa dingin area pegunungan membuatku merasa mudah ingin pipis. Sampai di rumah, aku langsung nyosor turun menuju kamar mandi untuk buang air. Dengan tergesa-gesa kulepas longdress ku kemudian kulempar ke sofa yang ada di ruang keluarga. Simak terus Istri Nakal yang suka tantangan

Pages: 1 2 3 4 5 6

You may also like...