Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 9

Menggunakan pakaian sport

Aku memikirkan ide mas Harno, boleh juga tuh. Aku membawa pakaian yang biasa kugunakan untuk jogging pagi. Sebuah kaos olahraga lengan panjang, dengan celana hitam ketat dengan 2 garis putih.

Sejenak aku termenung memikirkan ide mas Harno, seakan menyetujui idenya. Dengan pakaian sporty itu, aku memang tak perlu khawatir ketika bermain di sungai dengan kedalaman sepinggang. Aku juga tak perlu khawatir dengan pentilku yang mancung di balik kaosku karena tersamar oleh jilbab yang aku pakai.

Tapi hanya beberapa detik merasa setuju dengan ide mas Harno, aku tersadar kemungkinan yang muncul. Memang putingku bisa tersamar di balik jilbabku, aku juga tak perlu risau akan gamis yang mengambang ke atas karena aku pakai celana panjang ketatku itu.

Tapi bagaimana pun juga, pakaian sportyku itu berbahan tipis, jelas orang lain akan melihatku dalam mode semi telanjang. Mereka juga pasti lambat laun akan sadar, tak ada garis celana dalam maupun tali BH yang melintang andaikan jilbabku terangkat keatas sesekali.

“Tapi mas, kan orang bakal tahu kalo aku ga pake daleman. Posisi di air gitu jelas badanku kan ngepress sama baju.”

sanggahku pada mas Harno.

“Makanya kan aku udah bilang, anggep aja ga ada apa-apa. Anggap aja kamu itu pake daleman. Ga perlu risih sama tatapan orang. Aku malah bangga kok kalo ada yang liatin kamu, body istriku ini emang ngacengin parah kok.”

imbuh mas Harno padaku.

Kembali aku terdiam mendengarkan penjelasan mas Harno. Ada rasa bangga di dalam diriku ketika mas Harno mengucapkan hal itu. Meskipun aku sendiri merasa kurang PD dengan tubuhku sendiri. Tapi memang akhir-akhir ini, mas Harno selalu memuji tubuhku yang katanya selalu bikin dia ngaceng saat berada di dekatku.

Padahal aku pikir, dia kan udah berkali-kali menikmati tubuhku, apa dia ga bosen liatin susuku. Setahuku pria itu gampang bosen, seringkali terlintas juga di pikiranku apakah mas Harno terpikir untuk jajan di luar karena bosan dengan hidangan itu-itu saja.

Menyimpan rencana untuk besok

Akhirnya kusimpan dulu berbagai rencana dan kemungkinan untuk esok hari. Ketika waktu sudah memasuki waktu maghrib, kami membereskan arena bersantai kami untuk pindah masuk ke dalam. Mas Harno kemudian duduk di depan TV di ruang keluarga, sementara aku membereskan peralatan makan yang kami gunakan tadi.

Kulirik dia sedang menikmati acara TV yang ditontonnya. Aku masuk ke kamar untuk ganti baju, kubuka tas untuk memeriksa baju yang kubawa. Kupilih-pilih baju yang akan kupakai. Aku memutuskan untuk menggunakan long dress yang kubeli saat menemani sanak familiku berkunjung ke pusat belanja di kota kami.

Modelnya seperti gamis panjang, dengan lengan panjang dan 3 kancing di bagian atas. Potongannya juga lebar, jadi tidak mencetak jelas tubuhku. Sebenarnya model seperti ini untuk ibu menyusui, karena akan memudahkan mereka mengeluarkan payudara ketika menyusui.

Tapi long dress itu aku beli karena suka dengan motifnya. Kainnya yang menurutku tak cocok untuk dipakai di tempat seperti ini. Bahan yang digunakan terbilang adem ketika di pakai, padahal kalian tahu kami sedang berada di daerah pegunungan. Jelas bukan kehangatan yang aku dapat, tapi dinginnya yang semakin terasa.

Dengan long dress seperti ini, orang tak akan tahu aku tak menggunakan dalaman sama sekali. Kuhampiri mas Harno di ruang keluarga lalu mengambil tempat di sampingnya. Aku ikut menikmati acara TV-nya yang ternyata sedang tayang film lawas tentang balapan mobil. Mas Harno menyambutku dengan pelukan, lalu di benarkan posisi duduk kami agar saling merapat dan menghangatkan. Kami berdua kemudian asyik menikmati tayangan itu, sambil sesekali saling manja-manja. Sampai ketika film itu selesai, mas Harno berbisik kepadaku.

“Laper nih, cari makan diluar yuk.”

Ajak mas Harno yang ternyata sudah kelaparan.

“Kemana mas ?”

Tanyaku

“Ya kita cari sekitar sini aja, sambil jalan-jalan liat daerah sekitar sini.”

Jawab mas Harno.

“Mas, inget. Aku ga pakai daleman loh.”

Sergahku

“Ya ampun sayaaaaang. Kalo aku ga tau dalemanmu ketinggalan juga ini aku ga tahu kalo kamu udah bugil di dalem bajumu itu.”

Kata mas Harno seakan menenangkan kepanikanku.

“Ya udah deh, yuk.”

Kataku menyetujui ajakannya.
Pages: 1 2 3 4 5 6

You may also like...