Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 14
Perbincanganku tentang Photoshoot
Kini aku bersama pak Robert di ruang tamu, duduk berhadapan sambil ngobrol rencana pagi ini. Kami seperti briefing pagi itu, sembari menentukan konsep, busana dan tempat photoshoot pagi ini. Dia menjelaskan, pagi ini aku bisa memulai foto di teras depan dengan sportswearku ini, kemudian nanti lanjut di ruang keluarga, tempat tidur, kebun belakang dan kolam renang. Untuk busana, dia sudah siapkan semuanya, tinggal aku yang pilih.
Dia tak menjelaskan busana seperti apa yang bakal aku kenakan untuk photoshoot pagi ini. Aku sendiri juga tak bertanya padanya, hanya mengangguk-angguk seolah mengerti dan menyetujui dengan ucapannya. Dia sendiri kemudian menuju teras depan untuk mempersiapkan peralatannya. Kulihat suamiku juga sudah selesai mandi. Dia hanya mengenakan kaos jersey tim sepakbola kesukaannya, di padu dengan boxer hitam favoritku. Ya, favoritku. Aku selalu horny melihat suamiku mengenakan boxer itu. Entah Kenapa.
Suamiku menyusul pak Robert di teras depan, sementara aku berinisiatif untuk memoles wajahku sedikit dengan make up yang kubawa. Setelah memastikan make up ku selesai dan sempurna, aku menuju ke teras depan rumah. Sepertinya arena photoshoot pagi ini sudah siap, kulihat pak Robert juga sudah berada di posisinya.
“Gimana, sudah siap ?”
Tanya pak Robert padaku.
“Sudah pak, tapi tolong bimbingannya, belum pernah dengan fotografer pro seperti anda.”
Ucapku.
“Ya udah, mba bisa cek dulu deh pose-pose yang ada di katalog ini.”
Kata pak Robert.
Aku di sodori katalog, atau mungkin bisa di bilang album photo ya. Di dalamnya berisi ratusan foto yang sudah di lakukannya, dengan mungkin puluhan atau ratusan model. Kubuka satu-persatu dengan seksama, dengan sesekali gestur tubuhku sedikit menirukan pose di dalam katalog itu. Sementara pak Robert dan suamiku asyik mengobrol entah dengan topik apa pagi itu. Setelah sebagian besar katalog itu sudah kubuka, pak Robert sepertinya paham dengan itu. Istri Nakal yang suka tantangan
“Udah ?”
Tanya pak Robert padaku.
“Udah pak, ayo bisa kita mulai.”
Ajakku pada pak Robert.
Aku memulai dengan beberapa gaya
Aku mulai bergaya dengan pose-pose yang ada di katalog tadi, dengan pak Robert terus memberikan saran dan pembetulan pada posisiku yang kadang masih kaku. Meskipun menurutnya, aku ada potensi untuk mengembangkan diri di bidang modelling. Tak banyak yang bisa kuceritakan detail mengenai photoshoot di teras pagi itu.
Yang pasti entah berapa puluh jepretan pagi itu di hasilkan pak Robert dengan aku sebagai modelnya. Setelah di rasa cukup dengan apa yang sudah di ambilnya, pak Robert kemudian memberitahukan untuk pindah tempat di kebun belakang.
“Ganti dengan kostum yang ada disini ya mba. Mba pilih aja mana yang bisa bikin mba nyaman dan suka. Nanti setelah photoshoot ambil aja boleh untuk kenang-kenangan”
Perintahnya padaku sembari menyodorkan sebuah tas ransel berwarna biru muda.
Aku sendiri tak banyak tanya, kostum apa saja yang ada di tas itu. Aku mengambilnya dari tangan pak Robert.
“Oke pak, sebentar saya ganti dulu ya.”
Ucapku sambil kemudian meninggalkan pak Robert dan menuju kamar tidur untuk ganti kostum.
Sebelum masuk ke kamar tidur, aku sempat melirik pak Robert yang memandangiku dari belakang, meskipun sedang membereskan peralatannya untuk dipindah ke kebun belakang.
Setelah mengunci pintu kamar tidur, kutanggalkan sportswear dan jilbabku. Kemudian membongkar isi tas yang di berikan pak Robert. Kukeluarkan semua untuk kupilih yang cocok buatku, pikirku awalnya. Tapi setelah satu kostum kubuka dengan sempurna, aku terkejut dengan apa yang kulihat. Ini Lingerie Semua !!! Gila. Masa aku harus pakai kostum ini ? Yah, meskipun memang aku berniat eksis pagi ini di depan pak Robert.