Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 14
Kami berdua mencapai puncak birahi kami
Tak seperti kegiatan kami sebelumnya di kebun belakang ini, di mana suamiku meninggalkan aku begitu saja dengan kondisi telanjang. Malam ini mas Harno membopongku masuk ke dalam kamar. Mungkin saja dia ingin aku beristirahat dengan baik malam ini, karena besok akan ada photoshoot dengan pak Robert. Setelah sampai di kamar, aku di baringkan dengan sekaligus di tutupi selimut oleh suamiku. Dia sendiri kemudian ikut tidur di sampingku, dan menelusup masuk juga ke selimut. Malam itu setelah kami berdua mencapai puncak birahi kami, kami tidur berpelukan di dalam selimut.
Sekitar pukul 6 pagi, aku terbangun karena ayam berkokok bersahut-sahutan yang membuatku sebenarnya sedikit malas untuk bangun sepagi ini. Bukan karena janji dengan pak Robert masih jam 8 nanti, tapi aku masih merasakan lemas dan letih setelah pergumulanku tadi malam dengan suamiku.
Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, kenapa kami hanya melakukan sekali saja capaian klimaks. Bukan karena suamiku gampang lemas setelah bertarung, tapi memang kami berdua sedari awal menikah, sering sekali melakukan hubungan seks tanpa kenal waktu. Kadang sehari bisa 5 sampai 7 kali. Itulah kenapa kami lebih suka melakukan seks dengan hanya sekali saja capaian klimaks.
Aku mengingat
Terlepas dari bagaimanapun caranya, entah itu kami raih bersama, atau aku yang duluan maupun suamiku yang lebih dulu. Aku sendiri sudah cukup puas dengan permainan kami selama ini, meskipun aku tahu mas Harno sering mempelajari tentang seksualitas. Barangkali dia tak percaya diri dengan permainan kami yang seperti ini, mungkin juga takut di anggap bukan pria perkasa.
Padahal buatku, sebenarnya tak ada masalah dengan ini semua. Aku juga tak pernah berkhayal untuk main beronde-ronde, karena kupikir sekali saja lemasnya bukan main, apalagi harus 4 – 6 ronde dalam sekali waktu. Setelah menyempurnakan kesadaranku pagi itu, aku beranjak bangkit dari tempat tidur. Aku langsung menuju kamar mandi, aku ingin mandi pagi hari ini.
Aku ingin mendapatkan kesegaran maksimal pagi ini, setelah tadi malam mendapatkan kenikmatan maksimal. Kusabuni semua tubuhku tanpa terlewat, aku sendiri jadi heran, kenapa mandiku pagi ini begitu serius.
Pemikiranku yang ingin tampil mempesona di depan pak Robert
Apakah ini semua karena aku ingin tampil begitu mempesona di depan pak Robert ? Ah, entahlah. Yang jelas pagi ini setelah mandi aku ingin berjalan-jalan sebentar sendirian menyusuri jalan-jalan kecil daerah ini. Mungkin saja selain jogging, aku bisa sekaligus dengan berbagi rejeki dengan orang lain. Entah dengan tontonan, atau dengan usapan lembut. Hihihi… aku jadi horny sendiri memikirkannya.
Aku mengenakan pakaian jogging yang cukup bisa memikat perhatian pagi ini, baik muda maupun tua. Sportswear ku kali ini berwarna pink yang menyala, kukombinasikan dengan topi, jilbab dan sepatu warna putih. Ukurannya yang begitu fit di badanku membuatku penasaran untuk melihat penampilanku sendiri di depan cermin.
Sekaligus melakukan checking akhir, apakah diriku pagi ini bisa membuat kontol siapapun berdiri tanpa komando. Hhhhmmm… Sempurna, cameltoe yang tercetak di celana, di padu dengan tonjolan kecil di bagian dada. Meskipun tidak terlalu terpampang, tapi aku yakin siapapun yang berpapasan denganku di jalan-jalan kampung akan melihatnya dengan jelas.
Aku bersiap untuk keluar rumah. Baru sampai di ruang tamu depan, seseorang mengetok pintu dari luar. Tok… Tokk… Tok… Di ketuknya pintu rumah ini, kulihat dari balik jendela, ternyata pak Robert! Dia datang lebih awal dengan membawa 2 tas peralatan fotografinya. Bukannya janjian jam 8 ya ? Akhirnya kubukakan pintu agar pak Robert masuk. Kupersilakan dia duduk terlebih dahulu, dia pun duduk di kursi tamu depan dengan sorot matanya tajam kearahku.
“Harno dimana mba ?”
Tanyanya padaku.
“Masih tidur pak, sebentar saya bangunin ya. Katanya kemarin janjian jam 8 pak, jam segini kok udah dateng ?”
Tanyaku memberondong.
“Iya mba, maaf sebelumnya, nanti sekitar jam 10 ternyata saya harus terbang ke Denpasar karena ada janji dengan mitra kerja saya. Makanya saya pikir ya berangkat kesini lebih awal aja. Mumpung mba kan juga mau jadi model saya.”
Jelasnya padaku.
Akhirnya aku pun urung melakukan aksiku pagi ini untuk berbagi rejeki dengan pria-pria lain di luaran sana. Halah, ya sudah, pagi ini kan bisa berbagi dengan pak Robert pikirku. Kubangunkan suamiku dan memberitahunya kalau pak Robert sudah datang. Suamiku begitu antusias ketika mendengar pak Robert datang.Bergegas dia menemui pak Robert, menyalaminya kemudian masuk ke kamar mandi. Sepertinya dia mandi.