Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 12
Perlahan aku menggoda kang mie ayam
Aku berdiri di balik gerobak mie ayamnya, melihat abang mie ayam mempersiapkan pesananku. Dia mungkin tak bisa melihat tubuhku secara utuh dari atas ke bawah, tapi aku yakin dia bisa menyaksikan bulatan areola dan putingku yang mencuat di balik piyamaku.
Sorot matanya seringkali terlihat olehku memandangi bagian dadaku, meskipun mungkin dia tak menyadari aku memperhatikan gerak-geriknya. Sambil terus sibuk mempersiapkan mie ayam, matanya terus saja bolak balik memandangi bagian dadaku.
Kucoba sedikit menggodanya dengan menggeliatkan tubuhku ke depan, seperti stretching orang-orang sebelum berenang. Yang membuat dadaku jadi makin membusung, dan pentiku makin nyeplak di balik piyamaku. Melihat aku yang menggeliat, matanya seperti melotot ketika menyaksikan susuku seperti akan tumpah dari piyamaku.
Aku terkikik menahan tawa melihat dia yang sepertinya salah tingkah dengan aksiku tadi. Dia yang tadinya siap menuangkan kuah untuk menyiram mie ayam yang sudah jadi racikannya, malah tumpah tak masuk ke mangkok sama sekali.
“Dapet rejeki nomplok ya bang.”
Pikirku sambil tetap menahan tawa dengan tingkahnya tadi.
Akhirnya setelah menunggu sejenak, pesananku sudah jadi. Aku berpindah posisi menjadi di sampingnya, untuk mengambil sambal dan kecap secukupnya. Dengan posisi seperti ini, dia pasti tambah menahan nafsunya, karena pasti dia bisa melihat sedikit area susuku yang terlihat dari belahan baju yang hanya tertahan oleh kancing.
Kang Mie Ayam yang salah tingkah melihat penampilan istri nakal yang suka tantangan
Dan tentu saja melihat tonjolan putingku secara lebih dekat. Aku berpura-pura tak menyadari tingkahnya, aku yang di perhatikan seperti itu pun malah akhirnya jadi ikut horny membayangkan dia ngaceng melihat penampilanku. Setelah selesai mengambil kecap dan sambal untuk mie ayam, aku memintanya mengantarkan ke dalam. Aku berjalan mendahuluinya, sehingga kini dia berjalan di belakangku.
“Nih bang, puas-puasin deh liat bokong aku.”
Pikirku sambil senyum-senyum membayangkan betapa horny nya dia.
Jangankan dia yang belum pernah menjamahku, mas Harno yang berkali -kali menikmati tubuhku saja tak pernah bosan melihatku dengan penampilan yang merangsang. Sampai di ruang tengah, dia menyajikan mangkok-mangkok mie ayam itu di meja, di sambut dengan riang gembira oleh mas Harno.
Kami langsung menyantap mie ayam pesanan kami tersebut, sementara abangnya keluar menunggu kami selesai makan di depan. Kami habiskan mie ayam itu sembari menonton tayangan TV saat itu. Setelah mie ayam habis, kubereskan mangkok-mangkok mie ayam tadi untuk kubawa ke depan kuserahkan pada abangnya.
Sekali lagi aku ingin menggodanya, pikirku dalam hati. Setelah kupindahkan mangkok-mangkok tadi ke nampan yang di gunakan untuk membawa mangkok mie ayam sebelumnya, aku usung ke depan dengan posisi yang telah kusiapkan.
Kubawa nampan itu sebatas dadaku, kemudian kugencetkan nampan itu di susuku, sehingga tonjolan putingku semakin terlihat dari luar. Abang mie ayam yang melihatku keluar dari rumah pun langsung beranjak dari posisinya untuk mengambil nampannya.
Bukannya melihat ke wajahku, ketika menerima nampan itu, matanya malah fokus turun ke bawah di area dadaku. Dia pasti sedang horny dari tadi melihat aksiku yang gila.
“berapa bang ?”
Tanyaku padanya.
“Dua puluh ribu mbak.”
Jawabnya.
Bahkan ketika aku bicara pun matanya tetap mengarah ke dadaku. Dia tak ambil pusing apakah aku sadar bahwa dia sedang menikmati pemandangan indah tubuhku. Kuambilkan uang sesuai jumlah yang dia minta, kuambil uangnya dari kantong celanaku.