Istri Nakal Yang Suka Tantangan Episode 10
Istri Nakal Yang Suka Tantangan (Episode 10)
Royal Win Indonesia Entertainment – Istri Nakal yang suka Tantangan Episode 10, Mereka langsung bangkit mendengar teriakan mas Harno dari luar. Mereka cepat-cepat menuju ke depan untuk menemui mas Harno, sementara aku lari ke kamar untuk mencari pakaianku.
“Maaf, bapak-bapak siapa ya ?”
Mas Harno menanyai mereka karena tidak kenal dengan mereka berdua.
“Kami petugas ronda malam ini mas, kebetulan kami lewat di rumah ini tadi ngeliat kok pagar dan pintu depan tidak ditutup. Makanya kami kemari untuk memeriksa.”
Mereka menjelaskan kepada mas Harno.
“Oh iya pak, maaf tadi saya langsung pergi ke warung setelah nurunin istri saya. Tadi kami baru pulang dari warung sate kambing sana, istri saya kebelet pipis jadi buru-buru masuk ke dalam. Saya lupa pamit ke istri saya.”
Ucap mas Harno.
“Ya udah mas, kami pamit ya. Lain kali hati-hati mas, udah malem soalnya”.
Ucap salah satu dari mereka.
“Ya pak, terima kasih banyak.”
Mas Harno bersalaman dengan mereka sambil mengantar mereka sampai pagar rumah.
Mas Harno sejenak melihat mereka berdua berlalu menjauh dari rumah, kemudian berbalik memasukkan motornya ke dalam rumah. Dia pastikan juga pagar dan pintu rumah sudah terkunci. Kemudian duduk di ruang tengah dan menyalakan TV. Sembari menonton TV, dia setengah berteriak kepadaku,
“tadi lama nggak mereka disini ?” “Mungkin ada kali 15 menit. Mereka sempet tolongin aku juga, karena jatoh di depan.”
Jelasku pada mas Harno.
Aku keluar dari kamar dan pindah ke sofa ruang tengah.
“Jatoh ? Kok Bisa ?”
Selidik mas Harno.
“Handukku nyangkut di jendela depan itu, akhirnya ndlosor deh.”
Jawabku
“Handuk ? Apa hubungannya jatuh ama handuk yang nyangkut ?”
Mas Harno bingung dengan jawabanku.
“Tadi itu aku langsung ngebut lari ke kamar mandi habis kita sampe di rumah ini, dan bajuku aku lepas langsung kulempar ke sofa ini. Jadi masuk kamar mandi aku telanjang. Pas udah selesai pipis, mereka dateng ketok-ketok pintu. Mereka liat pagar ama pintu belum dikunci.”
Jelasku pada mas Harno.
“Karena bajuku udah terlanjur aku lempar ke sofa, aku jadi bingung mau keluar pake apa. Ternyata di belakang pintu ada handuk, kupake aja handuk itu daripada ga ada sama sekali.”
Ucapku.
“Aku temuin mereka cuman pake handuk itu. Mereka ngingetin kalo pagar ama pintu belum dikunci. Mereka mau nunggu mas Harno pulang, makanya aku suruh duduk di depan. Eh, pas nata kursi depan, handuk aku nyangkut paku di jendela depan, jatoh deh. Mana handuknya ketinggalan.”
Tambahku pada mas Harno menceritakan detail peristiwanya.
“Ketinggalan gimana ?”
Tanya mas Harno.
“Ya ketinggalan mas. Nyangkut di paku jendela depan itu.”
Jawabku padanya.
“Loooh, kamu telanjang dong ?”
Tanya mas Harno.
“Ya gitu deh mas, mereka liat aku jatuh langsung nyamperin. Nolongin aku. Tapi akhirnya handuknya diambil pas aku sadar kalo lagi ga pake baju. Teriak deh.”
Jawabku.
Aku sebenernya takut jelasin semuanya ke mas Harno. Tapi aku juga khawatir kalau aku berbohong, aku perlu mengarang cerita-cerita selanjutnya. Pikiranku lebih condong untuk jujur padanya. Tak ada respon dari mas Harno atas penjelasanku.