Bercinta di Toilet dengan Keponakan
Dia mencoba oral
Tinah merundukkan tubuhnya lalu tangan kirinya memegang penis dan menciumnya. Mungkin ia belum pernah meng-oral suaminya dulu sebab penisku hanya di cium-cium dan di remas-remas.
”Kamu mau ngemut burungku Tin..kayak ngemut permen lolly? Tapi kalo belum pernah ya nggak usah..nggak pa-pa”.
Tinah menatapku dan kubelai rambutnya.
Dengan wajah ragu di dekatkannya penisku di bibirnya. Tinah mulai membuka mulut, sedikit demi sedikit penisku memasuki mulutnya. Tinah menatapku lagi, meminta penjelasan langkah selanjutnya.
”Sekarang..kamu maju mundurkan dengan dipegang tanganmu.Yaa..gitu..oohh..hhmm”
Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya.
”Lalu..lidahmu kamu puter – puter di kepala penis atau di lubang kencing yang bergaris panjang ituuu..yyyahhhh..sssuuudddaahh pppiiinnnttteeerrr kkkaaammuu Tttiinnnn”.
Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas – remas.
Kuangkat kepalanya dari penisku dan kami berciuman dengan panas. Saling meremas susu; pantat dan kelamin masing-masing. Lalu kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi. Kembali aku bermain-main di gunung Tinah. Penisku yang telah panas dan mengacung sekali kudekatkan ke vaginanya. Kukecup-kecup pundak dan leher belakangnya.
Aku melepas ikat rambutnya
Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat-geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Aku geser-geserkan penis di pintu surgawinya, sengaja aku mempermainkan rangsangan pada Tinah.
”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”
Pintanya
”Kamu mau burungku kumasukkin..hmm.. ”.
Tanyaku
”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”,
Rintihnya makin kencang. Kumasukkan penis pelan – pelan.
”Eemmppff..”
Erangnya. Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang.
”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”.
Aku menggerakkan tubuh pelan-pelan, kunikmati jepitan dinding-dindingnya yang masih kuat
Dua tanganku tak henti bermain di dadanya. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1-2 pelan 3 kuhentakkan dalam-dalam. Lalu tangan kananku meraih kepalanya seperti tadi dan kucium panas bibirnya. Dinding vagina Tinah makin hangat dan banjir sepertinya. Dua tangannya mencengkeram erat pinggir bak mandi.
Sekarang tanpa hitungan, kumasuk keluarkan penis cepat dan kuat.
”Oohh.. oohh…hhmmppffftt..”
Erang Tinah berulang. Sedang aku sedikit menggeram
”oouugghhh..hhmmppff..mpekmu enaknya Tttiinn..”.
Erangku
”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”.
Jarak pinggangku dan pantat Tinah makin rapat.
Tangan kanan kuusap-usapkan di vaginanya. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu – satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami.
”Pppaaakkk..sssaaayyyaa mmaaauu..ooohhh..”.
Erangnya
”Tttuunnggguu Tttiiinnn..aaakkkuuu jjjuuggggaa..Di dalam apa di llluuaarrr”,
Tanyaku.
”Dddaa lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”,
Jawab Tinah. Mendengar itu serangan makin kufokuskan.
Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Dua tangan Tinah tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. Bibirku dicarinya lalu ”hhhmmmpppfffttt..”. Pantatku di remas kuat-kuat.