Bercinta di Toilet dengan Keponakan
Tiba – tiba
”Ahh..ada kecoak..Hush..hush..Aduhh..gimana nih”
Terdengar keributan di sana.
”He3x..ternyata dia takut kecoak toh”
Aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi.
”Pak..Pak”
Tinah memanggilku.
”Walah..malah panggil aku. Gimana nih”.
”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”
Tidak terdengar lanjutan kalimatnya.
Sejak Tinah bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi.
”Atau..Bapak yang masuk pukul kecoaknya..mumpung masih ada”
Lanjutnya.
Deg..
”Ini..antara khayalan yang jadi nyata dan ketakutan kalo dilaporkan”
Aku berpikir.
”Cepet Pak..kecoaknya di dekat kloset. Bapak masuk aja..nggak papa. Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”
Tinah tahu keraguanku.
”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau atau kamu laporin bisa rame”
Jawabku.
”Nggak Pak..bener. Aduh..cepet Pak..dia mau pindah lagi”
Tinah kembali meyakinkanku dan meminta aku cepat masuk karena kelihatannya si kecoak mau lari lagi.
”Ya udah kalo gitu. Bentar..ambil sandal dulu”.
Sambil tetap menimbang
Aku menaruh gelas di meja makan lalu mengambil sandal untuk membunuh kecoak nakal itu. Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya.
”Aku masuk ya Tin”
Masih ragu diriku.
”Masuk aja Pak”
Tinah tetap membujukku.
Kubuka pintu kamar mandi sedikit, lalu kuintip letak kecoaknya, belum terlihat. Pintu di buka lebih lagi oleh Tinah.
Kepalanya sedikit terlihat dari balik pintu dan tangannya menunjuk letak kecoak,
”..tuh Pak mau lari lagi”.
Aku melihatnya dan mulai masuk.
Tinah berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk. Terlihat paha; pundak dan daging susunya. Serta rambut yang di ikat di belakang kepalanya, walau hanya sedikit semua. Handuknya menutupi bagian paha ke atas, perut hingga bagian dada, warna biru, yang di sangga tangan kirinya.