Bayar Utang Dengan Bercinta
Hasrat birahi yang tinggi dari Pak Broto
“…oohh Ratna kamu begitu menggairahkan, tubuhmu begitu seksi sssshhh…aaahh…”
Racau Pak Broto ditelinga Ratna.
Lalu mulai tangan Pak Broto meremas remas buah dada montok Ratna, dan mulai membuka satu persatu kancing blousnya. Tubuh Ratna sampai terguncang guncang menerima desakkan dan gesekkan liar penis Pak Broto di opantatnya, kini Pak broto membalikkan tubuh Ratna kehadapannya.
Dengan memegang kepala Ratna Pak Broto kemudian melumat bibir tipis Ratna, kemudian tangannya mulai menurunkan tali kutang di pundak Ratna. Ratna sudah setengah telanjang dengan buah dadanya yang montok itu menggantung membuat Pak Broto yang tidak sabar segera mencaplok dan mengenyoti puting susunya dengan penuh nafsu.
“…ssshhh…”
Ratna mulai mendesis menerima kenyotan mulut Pak Broto.
Pak Broto kemudian menarik Ratna dan membaringkannya diatas sofa, lalu mulai menjilati paha mulus Ratna, dan kemudian dengan tergesa segera menarik turun celana dalamnya. Ratna hanya pasrah ketika Pak Broto mulai membuka celananya, dan kemudian menuntun batang kontolnya kearah vaginanya.
Mulai Menggenjot V nya
Vagina Ratna yang sudah basah itu dengan mudah dapat di masuki kontol Pak Broto, dan dengan tergesa kemudian Pak Broto mulai menggenjot vagina Ratna.
“…aaahh…ooohhh…ssshhh…memekmu legit Rat…!”
Racaunya.
Ratna hanya bisa pasrah dan menitikkan airmatanya, menerima hujaman dan genjotan batang kontol atasannya itu. Hingga akhirnya Pak Broto menyemburkan spermanya di dalam rahim Ratna, dan hari itu runtuhlah sudah kesucian dirinya, dia harus menjadi tumbal akibat perbuatan suaminya. Pak Broto sangat puas telah berhasil mencicipi tubuh seksi dan montok Ratna, yang sudah sekian lama di idamkannya itu.
Ratna kembali ke meja kerjanya, dan hari itu iapun menjadi kewalahan akibat banyaknya pekerjaan yang menumpuk di mejanya, karena tadi harus melayani atasannya. Hari itupun Ratna harus pulang sedikit lebih malam dari biasanya, dengan tubuh lemas dan lelah iapun berderet bersama para calon penumpang angkutan umum di halte bis itu.
Hingga sekitar jam delapan malam Ratna baru dapat bis, dan tidak di duga pula di tengah perjalanan bis itu mogok, hingga Ratna harus menyusuri trotoar dan berjalan mencari angkutan alternatif lainnya. Tepat di depan sebuah toko yang sudah mulai tertutup separuh rollingdornya, Ratna di kejutkan dengan seorang laki laki yang kemudian membekap mulutnya, dan menarik tubuhnya masuk kedalam toko itu.