Wild Love Episode 62
Wild Love (Episode 62)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 62, dalam lelahku, di waktu menjelang siang ini aku sendiri di dalam kamarku. Tak ada seorang pun di rumah ini yang menemaniku. Ingatanku kembali ke wanita itu, wanita yang selama ini telah hilang dari dalam hidupku. Wanita yang selama ini aku kagumi dan terpisah oleh jarak. Dan setelahnya aku bertemu karena waktu, namun kondisiku sekarang ini sudah tidak sama lagi dengan yang dulu. Tidak sama lagi dengan yang dia lihat dulu.
Aku duduk di hadapan komputer kamarku, rasa kantuk mulai merangkulku kembali. Namun rasa penasaranku masih menggelayut di pikiranku. Ku buka email om nico, dan tak kudapati percakapan. Rasa penasaran masih berada dalam otakku dan segera aku membuka sematpon KS, oh sial bahkan BBM dalam grupnya saja sepi walaupun sudah aku koneksikan dengan wifi dari sematponku. Aku menunggu sejenak, mungkin saja pesan-pesan percakapan mereka belum. Sembari menunggu aku mengambil kalung dengan cincin monel itu.
“Kenapa? apakah kamu jawabannya?”
ucapku kepada kalung itu, segera aku simpan kembali kalung itu.
Ingatanku kembali ketika malam tadi bertemu dengan bu dian. Entah kenapa selalu saja dia datang dalam kabut tebal diri ku. Seakan dia tahu bagaimana aku membutuhkannya, seakan dia adalah angin yang mennghembuskan kabut-kabut itu. Wajah nan ayu dan cantik tampak selalu terpancar dari wajahnya, apalagi ketika dia bangun tadi pagi. Argh, sial kenapa ada wanita secantik itu? Aku mengira cantiknya hanya ketika di luar saja tapi tadi pagi, benar-benar gila melihat dia bangun saja sudah seperti berada di khayangan. Pikiranku terus berputar-putar di alun-alun otakku, dan di tengah-tengahnya selalu ada dia, bu dian.
Aku ingin bertemu dengan mbak Erlina
Kuraih kembali sematponku, dan kuamati kotak berlayar yang canggih ini. Lama aku menunggu tak ada pesan masuk dalam grup bbm. Mungkin saja mereka sudah tidak berkomunikasi lagi. Kuletakan kembali sematpon KS dalam keadaan mati di tempat persembunyiannya. Apakah aku harus bertemu dengan kakekku untuk membicarakan semua ini? tapi sebelumnya aku ingin bertemu dengan mbak erlina, hanya itu pikiranku saat ini.
To : mbak erlina
Mbak, di kos?
Lama aku menunggu dan…
From : mbak erlina
Ndak, adikku sayang, ada apa?
To : mbak erlina
Pengen tanya-tanya ke mbak
From : mbak erlina
Ya, ke kos saja, kuncinya ada di atas pintu
To : mbak erlina
Ndak enak ah mbak, masa main nyelonong saja
From : mbak erlina
Ndak papa adikku sayang, sudah santai saja, okay
To : mbak erlina
Okay…
From : mbak erlina
Mbak kerja lagi, mpe ketemu dikos
Ku sentuh update status BBM di sematponku.
Status bu dian ‘I try’
Aku hanya tersenyum dan menaikan bahuku tak mengerti apa maksud dari statusnya, tapi yang jelas itu bukan untuk aku. Segera kuletakan kembali sematponku dan bergegas untuk membersihkan tubuhku, berganti pakaian dan berangkat ke kos mbak erlina. Dengan si montok REVIA aku kembali mengarungi jalan daerahku royalwinindonesia. Laju motor yang tidak terlalu kencang namun bisa menyalip beberapa pengendara sepeda onthel. Hingga akhirnya aku sampai di kos mbak erlina, tampak sepi. Segera aku parkir motorku dan ku ambil kunci kosnya yang berada di atas pintu kosnya, tepatnya di ventilasi. Kulihat di dalam kamar kos yang luas ini, ada beberapa makanan ringan di sana, segera aku lahap tanpa meminta ijin ke mbak erlina. Lama aku menunggu hingga akhirnya aku tertidur.
Pukul 17:00, aku terbangun dari tidurku dan tak kudapati mbak erlina berada di kamar kos. Mungkin pekerjaannya menumpuk sehingga pulang terlambat. Aku kekamar mandi sebentar, membuang air kecil, ufth lega rasanya. Ketika aku keluar kamar mandi kudapati mbak erlina sudah berada di balik pintu kamarnya yang tertutup. Wajahnya tersenyum lebar memandangku, di jatuhkannya tas kecil yang menggantung di bahunya. Di bukanya lebar kedua tangannya seakan memanggilku untuk memeluknya.
“weeeeeek….”
ledekku sambil menjulurkan lidah.
“iiiih….”
ucap mbak erlina kesal dan langsung saja melangkah cepat kearahku.
“Eh… mbak… mbak….”
ucapku terkejut.
Kepalanya maju mundur memanjakan dedek arya
Mbak erlina langsung saja berlutut di depanku, di bukanya dengan paksa celanaku. Tanpa menunggu lama, dedek arya yang mencium aroma seorang wanita langsung tegang di hadapan wajah ayu ini. tubuhnya masih berbaluk pakaian serba putih yang sedikit ketat dengan kerudung lebar yang masih menutupi kepalanya hingga lengan itu. Aku mendapat perlakuan seperti itu hanya diam saja, mematung karena dedek arya yang sekarang berkuasa atas diri ku. Mulutnya terbuka, tanpa bantuan tangnnya dia mencoba memasukan dedek arya di mulutnya. Perlahan dedek arya masuk kedalam mulut mbak erlina, kedua tangan mbak erlina memeluk pinggulku. Walau tidak bisa masuk secara keseluruhan, tapi sungguh nikmat. Kepalanya maju mundur memanjakan dedek arya. Dengan mulut yang maju dan tersumpal dedek arya, matanya melirik keatasku dan menyipit menandakan dia tersenyum kepadaku.
Dalam posisi berdiri aku hanya menarik kaosku ke atas dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku memegang kepalanya dengan lembut mengikuti gerakan kepalanya. Kepalaku menengadah ke atas mencoba menikmati sensasi kuluman bibir indah ini. kutundukan kepalaku dan kupandang kepala berbalut kerudung ini, lidahnya sedang menjilat-jilat dedek arya yang tegang mengacung. Kadang kepalanya miring tepat berada di bawah batang dedek arya untuk mengulum dan menjilati buah zakar.
“ughh… mbak… mmmm…”
desahku.
“suka ndak adikku sayang?”
ucapnya yang kemudian mengulumi buah zakar itu lagi dan aku hanya mengangguk pelan.
“mbak gerah, bukain baju mbak”
ucap mbak erlina dengan masih mengulumi buah zakar dedek arya.