Wild Love Episode 53
Wild Love (Episode 53)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 53
“oke sekarang ceritakan kepadaku…”
ucapku dihadapan dia yang duduk di bangku.
“hiks hiks hiks dia akan menjadikan aku sebagai wanita pemuas birahinya, dia dan juga teman-temannya”
ucapnya membuat aku seperti disambar petir.
“Eh… kamu bisa lari ran, larilah aku akan bantu kamu untuk lari…”
ucapku dengan nada menekan.
“Lari Ar? Segampang itu lari?”
ucapnya.
“ya kamu bisa lari ran, dan dia tidak akan menemukanmu. Kamu bisa meminta surat pindah kuliah dan aku akan membantu biaya kuliahmu”
ucapku teringat akan uang ratusan juta di kamarku.
“tidak bisa ar, aku tidak bisa meninggalkan Ibuku…”
ucapnya pelan.
“kamu bisa ajak…”
ucapku.
“Ibuku sedang sakit keras dan dia mau menolong Ibuku asal aku mau menjadi budak seksnya bersama teman-temannya. Aku menyetujuinya dan hanya itu jalan satu-satunya dan malam ini adalah malam penentuan untuk Ibu, aku harus melakukannya dan sebagai uang muka aku harus mau menyerahkan keperawananku kepadanya malam ini hiks hiks hiks”
ucapnya.
“Sudah kamu jangan pikirkan itu, aku punya uang cukup untuk operasi Ibumu, sekarang kamu harus lari terlebih dahulu”
ucapku.
“Tidak bisa, dia selalu berada dirumah setelah kepulangannya dari luar negeri. Selain rehat, dia juga mengawasiku. Jika aku pulang telat dia pasti akan mengahajarku habis-habisan didepan ibu”
ucapnya.
“Dirumah?”
ucapku sedikit terkejut.
“Ya, Dia Ayahku…”
ucapnya, aku tertunduk dan ambruk ke belakang bersandar pada sandaran kursi.
“Ibu adalah seorang wanita kaya raya, setelah Ayah kandungku meninggal. Semua warisan diserahkan ke Ibu, dan setelah dua tahun hidup sendiri Ibu bertemu dengannya. Mereka kemudian menikah, 6 bulan pertama tampak indah namun setelahnya dia menguasai semua harta ibu. dan membuat Ibu jatuh sakit, bukannya menolong malah memperparah kondisi Ibu hiks hiks hiks… aku benar-benar sedih melihat kondisi ibu, aku memohon kepada ayahku untuk menolong Ibu. tapi kemudian dia mengajukan syarat itu, aku awalnya menolak tapi demi keselamatan Ibu aku menyetujuinya hiks hiks hiks…”
ucapnya dengan isak tangis.
“ARRRGHHHHHHHHHHHHH!”
teriakku marah sambil berdiri dan menutupi wajahku dengan kedua tanganku.
“dan malam ini, dia mengatakan kepadaku untuk menyerahkan keperawananku kepadanya. Setelahnya dia akan membiayai semua operasi ibu. Kamu tahu kan ketika aku telepon diluar posko, itu ayahku yang menelepon agar aku tidak main-main di KKN. Setelah malam nanti Ibu akan diberangkatkan operasi esok paginya. Dan jika aku tidak memenuhinya, ibu akan hiks hiks hiks.. jika tidak esok pagi kondisi ibu semakin parah dan… Aku tidak ingin Ibu mati ar, dia harta satu-satunya bagiku hiks hiks hiks… tolong aku hiks hiks hiks aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, jika saja aku membawa ibu keluar rumah pasti aku dan ibu akan dibunuhnya hiks hiks…”
ucapnya diselingi isak tangis, kata Ibu membuat aku semakin membenci Ayahku dan teman-temanya. Ya, Ibu hartaku satu-satunya.
“Ran…”
ucapku pelan.
“hiks hiks hiks… ya ar…”
ucapnya.
“Apakah dia selalu berada dirumah? Dan kapan dia akan mengambil mahkotamu?”
ucapku datar dan memandang rani yang sedang tertunduk sambil menutupi wajahnya. Air matanya menetes di celana jeansnya.
“Dia mengatakan kepadaku, tengah malam nanti setelah dia pulang dinas. Hari ini dia akan berada dirumah terus hingga nanti jam 8 malam biasanya dia akan keluar sebentar dan kemudian pulang jam 11an ar… kenapa kamu tanya-tan…”
ucapnya terpotong.
“Apakah dokternya selalu bisa melakukan operasi?”
ucapku.
“Aku tidak tahu, tapi pihak rumah sakit bisa mengusahakan karena dokternya dari derah ini juga. Ar, apa yang ingin kamu lakukan?”
ucapnya.
“di rumah sakit mana?”
ucapku, tanpa menjawab pertanyaanya.
“Rumah sakit pinggir kota kita ini ar”
ucapnya, dan itu adalah rumah sakit tante asih.
“Sebentar ran…”
ucapku, menyulut dunhill dan mengambil sematponku.
Kutulis sebuah pesan di group BBM “KOPLAK” yang beranggotakan Karyo, parjo, tugiyo, wongso, hermawan, dewo, aris, anton, joko, karyo, sudira.
Kumpul jam 14:00, warung wongso!
Semua!
Need koplak help!
Selang satu menit aku melihat layar LCD sematponku
Aris
Tak ngising sek (mau BAB dulu)Sudira
Bentar, lagi disodok nih!Anton
Huatching! Oke!Karyo
Iyo cat, silitku gathel (iyo cat, anusku gatal)Dewo
Wani piro? (berani berapa?)
Guyon ndes,oke (bercanda ndesParjo
Iyo, jo nesu to (iya, jangan marah to)
Ha ha haTugiyo
Makan-makan, okehermawan
kosek lagi bayar utang (bentar lagi bayar hutang)udin
oke, mak’ku wis balik (oke, ibuku sudah pulang)Wongso
Roger!
Kakek’ane, nek kumpul ngko ojo ngentek-ngenteke ndul, mbayar lho ha ha ha ha (Sialan, kalau kumpul nanti jangan menghabis-habiskan ndul, ha ha ha ha)
Dan semua menjawab secara bergantian
MATAMU!
Aku :
Terima kasih semua, aku tunggu (y)
kutatap layar LCD itu dan membuatku tersenyum, entah apakah aku bisa menolong rani atau tidak. Tapi aku bisa mengandalkan mereka, pasti bisa.
“Ran, kamu pulang, nanti aku jemput ketika ayahmu pergi jam 8 malam. Setelah itu, aku antarkan ibumu ke rumah sakit dan mengoperasinya segera”
ucapku.
“Kamu gila ar, kamu bisa dibunuh…. n…. nya….”
ucapnya sedikit melambat ketika melihat tatapan mataku tajam.
“kamu cukup terima jadi, hubungi aku ketika ayahmu pergi dan berikan setiap informasi apapun ke aku”
ucapku.
“jika kamu ingin selamat dan hidup bersama anta… jika kamu ingin selamat dan merawat harta terindahmu, ibumu… percayakan pada kakek…”
ucapku kembali tersenyum dengan mata menyipit.
“aku ingin yang kamu ucapkan…”
ucapnya sembari memelukku.
“Pulanglah, dampingi ibumu, malam ini akan menjadi malam indah…”
ucapku.
“terima kasih… Aku percaya kepadamu ar, walau aku tidak tahu kenapa kamu mau menolongku”
ucapnya.
“Aku akan mengatakannya, ketika kita semua sudah selesai”
ucapku dan dia mengangguk.