Wild Love Episode 13
Wild Love (Episode 13)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 13 Jantungku berdetak sangat cepat, keringat mulai bercucuran. Kenapa nama Romo yang muncul di Hpku? Ya aku memang menyimpan nomor Romo di HP lama ataupun baru dengan nama Romo Mahesa. Di awal tadi tidak terlihat karena mungkin sinkronisasi kontak HP yang memakan waktu cukup lama.
“Apa? Apa ini? ada kaitan apa Romo dengan si empunya HP ini? Apakah HP ini milik KS yang tercelup?
Bathinku.
Ku raih telepon cerdaskku, kubuka website berita Royal Win Indonesia Entertainment kulihat sebuah berita tentang kematian KS. Disitu tertuliskan
KS mati terbunuh dengan perkiraan pembunuhan di taman perumahan SAE, Mayat KS kemungkinan sempat diseret dari taman menuju depan rumahnya. Terlihat bercak darah yang menuju dari taman menuju ke rumahnya. Kemungkinan KS mati ditusuk terlebih dahulu kemudian di tembak di bagian keningnya
Keanehan terjadi, kenapa tadi tidak ada garis polisi di taman tepat di kolam ikan yang aku duduki? Padahal itu tempat terjadi pembunuhan. Kucoba kuingat-ingat lagi dan ternyata memang ada garis polisi di taman tetapi tidak pada bagian kolam ikan. Aku rebahkan tubuhku di kasur kulihat jam dinding menunjukan pukul 14.00. Semua tampak buram, siapa sebenarnya Ayah? Apa yang telah dilakukannya selama ini? membuatku menjadi pusing tujuh keliling, apa lagi ada sms yang tersimpan di dalam SIM CARD ini menunjukan pengirimnya adalah Ayah. Kuletakan HP jadul-ku di kasur dan kutinggalkan.
Tekanan di kepalaku
Aku bangkit dari tempat tidurku, kemudian kulangkahkan kakiku menuju pekarangang rumah. Dengan asap yang mengepul dari mulutku layaknya sebuah Lokomotif, di tangan kiriku menggenggam telepon cerdasku. Aku duduk di tempat duduk santai, kuamati Telepon cerdas yang aku jemur tampak sudah kering karena teriknya matahari yang menyengat ini.
kepulan demi kepulan asap mengandung beribu-ribu pertanyaan yang membuat pikranku seolah-olah ditekan oleh batu 1 ton. Masa bodohlah itu bukan urusanku. Kumainkan sebuah lagu dari Band beraliran Galm Rock yang mendunia saat itu. Gun and Roses – Welcome To The Jungle. Setiap lirik aku coba dengarkan dan resapi, hingga pada sebuah lirik. “Ya learn to live like an animal in the jungle where we play”. Benarkah? Benarkah kita manusia tetapi hidup layaknya seekor binatang? Berebut kekuasaan, menindas yang lemah, bahkan membunuh mereka yang tidak sepaham dengan kita.