Wild Love Episode 64
Wild Love (Episode 64)
Royal Win Indonesia Entertainment – Wild Love Episode 64, Pagi menjelang kudapati beberapa panggilan di sematponku. Hanya ku lihat dan kuabaikan, segera ku mandi dan kupersiapkan diriku untuk nanti malam. Setelah semuanya siap dan sudah sarapan mie instan pagi ini, aku persiapkan barang yang perlu aku bawa. Tapi sebelumnya biasa megang sematpon dan juga teh tarik di depan TV. kubrowsing sebuah website ternama royalwinindonesia dan kulihat foto-foto di forum IGO yang buat refreshing mata karena beberapa hari ini tidak dapat jatah.
Do mikado eska eskado eskado bea beo. Ringtone hp. Mbak ara.
Halo mbak
ar, ayahku sudah memastikan kalau ayah akan dijemput oleh empat orang dalam satu mobil. Dan sebenarnya itu adalah permintaan ayah
Hm… mbak, apakah mbak menceritakan aku kepada ayah mbak?
eh… maaf ar, iya karena aku benar-benar butuh pertolonganmu
ndak papa kok mbak santai saja, okay kalau begitu pastikan ayah mbak hanya satu mobil tidak lebih
(aku tersenyum manis, karena ini sesuai dengan rencana)
tapi kalau seandainya yang datang lebih dari satu mobil ar, bagaimana?
tenang… mbak, everything will be fine
eh… terima kasih ar
oia, apa alasan ayah mbak meminta satu mobil
ayahku mengatakan kalau itu hanya untuk keamanan saja agar tidak dicurigai, ayahku juga mengatakan kepada mereka kalau dirinya sedang dimata-matai, ayahku mengatakan itu agar mereka percaya dan mau
bagus, good reason, mbak tenang saja okay
iya ar, terima kasih
sama-sama, dah dulu ya mbak, aku mau berangkat
he’em
tuuuut.
Segera setelah telepon dari mbak ara aku langsung menuju ke garasi dan kukeluarkan REVIA. Pelan tapi pasti akhirnya aku sampai di tempat wongso, sudah ada beberapa sahabatku yang berada di sana. Sambil menunggu waktu malam tiba, satu persatu dari koplak akhirnya berkumpul. Setelah semua berkumpul aku kemudian menceritakan mengenai telepon dari mbak ara, yups senyum indah melekat di bibir kami. tepat pukul 17:00, mbak ara memberi kabar mengenai waktu ketika ayahnya akan di jemput. Dan setelah kabar dari mbak ara, kami langsung beranjak dari tempat kami dan mulai bersiap-siap.
“pokoknya hati-hati”
begitu ucapan ibunya wongso yang kami balas dengan anggukan.
Kami terbagi dalam dua kelompok
18:30
Kami semua berangkat ke pos masing-masing. Kami terbagi dalam dua kelompok, satu kelompok menggunakan sepeda motor bebek hitam, pinjaman dari anton yaitu aku, wongso, dewo dan anton. Aku sebagai rider dan wongso memboncengku, di motor satunya lagi dewo rider dan anton yang membonceng. Sedangkan sisanya berada di mobil pick up hitam. Menyamar? Pastilah!
19:00
Kami berangkat menuju lokasi yang akan menjadi tempat perkara. Mbak ara kemudian mengirimkan sms yang memberitahukan kepada kami ciri-ciri mobil dan plat nomor yang menjemput ayahnya. Sebuah mobi sedan berwarna merah dengan plat nomor YES 1234 OH.
20:00
Kami sudah di pos masing-masing, aku bersama ketiga rekanku berada di semak-semak jalan masuk bukit orang utan.
20:30
Sebuah mobil dengan ciri-ciri yang sama melintas di depan kami.
“roger danuarta, mobil sudah lewat”
ucap anton dalam mikropon yang ditujukan kepada mobil pickup.
“diterima!”
balas karyo.
Setelah sedan itu melaju dan jarak terlihat jauh, kami kemudian keluar dari persembunyian kami dan mengikuti dari jarak kejauhan agar tidak di curigai. Setelah beberapa saat, dari jauh mata memandang mobil yang di tunggangi oleh ayah mbak ara berhenti sejenak, karena mobil pick up sudah berada di depan dan berjalan lambat menunggu kedatangan mereka. Dari kejauhan aku melihat dua buah kepala keluar dari pintu depan mobil dan tidak marah. Aku semakin penasaran dengan apa yang terjadi di mobil bak terbuka itu, jujur saja tidak begitu terlihat jelas tapi yang jelas masih masuk dalam rencana. Perlahan tapi pasti aku kemudian mendekat ke arah mobil sedan tersebut, kini aku berada sedikit lebih dekat dengan mobil sedan yang menjadi target kami. Dan yang jelas rencana tetaplah rencana karena kelakuan koplak yang berada di atas mobil pick up benar-benar di luar ekspektasi kami berempat.